PARTAI Kebangkitan Bangsa (PKB) akan mendisiplinkan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang juga kadernya usai ramai pernyataan soal politisasi agama. PKS membela bacapres Anies Baswedan di tengah ketegangan antara PKB dengan Menag Yaqut.
“Semua punya hak berpendapat. Mas Anies selalu terbuka bagi siapapun untuk menilai kiprahnya selama lima tahun,” kata Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera saat dihubungi, Senin (2/10/2023).
Meski demikian, Mardani mendoakan PKB dengan Yaqut rukun. Dia mengatakan PKB dan Yaqut punya hubungan akrab.
BACA JUGA: Kaesang Batal Nyalon di Depok, PKS Terlalu Kuat?
“Insyaallah rukun. Keduanya punya hubungan erat dan akrab. Dan keduanya bersaudara. Mendoakan keduanya maju dan terus kontributif,” paparnya.
Sebelumnya, PKB menegaskan telah menyiapkan langkah-langkah untuk mendisiplinkan Yaqut. Waketum PKB Jazilul Fawaid mengatakan langkah itu diambil usai Yaqut menyebut ada figur capres yang punya rekam jejak melakukan politisasi agama saat pemilu.
“Hati-hati menjaga mulutnya. Karena apa, karena ini pejabat publik, dia digaji oleh pajak negara untuk membuat suasana harmoni, bukan untuk mengeluarkan statement-statement yang nggak perlu. Rakyat itu lebih paham,” kata Jazilul kepada wartawan, Minggu (1/10).
Jazilul mengatakan PKB telah menyiapkan langkah-langkah mendisiplinkan Yaqut. Dia menilai seharusnya Yaqut tidak mengeluarkan pernyataan yang memunculkan spekulasi publik.
“Kalau posisinya sebagai menteri ya presiden lah yang mengevaluasi. Kalau sebagai kader PKB, kami tentu sudah menyiapkan langkah-langkah pendisplinan. Jadi dan publik tentu akan memberikan penilaian juga, menurut saya itu yang lebih penting. Jangan membuat publik ini berspekulasi dan bingung dan menggiring opini yang nggak perlu. Saya pikir itu,” kata dia.
Sebenarnya, apa yang membuat panas situasi antara PKB dengan Yaqut?
Semua berawal ketika Yaqut menyampaikan sambutan di acara doa bersama Wahana Nagara Rahaja di Hotel Alila, Solo, pada Jumat (29/9). Acara itu diikuti umat Buddha.
Yaqut mulanya mengingatkan memilih pemimpin negara tidak boleh asal-asalan. Dia mengajak masyarakat memilih pemimpin yang tidak hanya pandai dalam berbicara dan bermulut manis.
BACA JUGA: Ketua DPP PKS Doakan Kaesang yang Baru Jadi Ketua Umum PSI
“Oleh karena itu bapak ibu sekalian, saya berharap nanti bapak ibu sekalian dalam memilih pemimpin negeri ini untuk 2024-2029 benar-benar dilihat rekam jejaknya. Jangan karena bicaranya enak, mulutnya manis, mukanya ganteng itu dipilih, jangan asal begitu, harus dilihat dulu track record-nya,” jelasnya.
Yaqut mengingatkan agar tidak memilih pemimpin yang menggunakan agama sebagai kepentingan politik. Yaqut mengungkit Pemilihan Gubernur DKI Jakarta serta Pemilu 2014 dan 2019 yang menggunakan agama untuk kepentingan politik.
“Kita masih ingat, kita punya sejarah yang tidak baik atas politik penggunaan agama dalam politik, kita punya sejarah tidak baik beberapa waktu yang lalu ketika pemilihan gubernur DKI Jakarta kemudian dua pilpres terakhir, agama masih terlihat digunakan sebagai alat untuk mencapai kepentingan kekuasaan,” kata Yaqut. []
SUMBER: DETIK