Oleh: Ustaz Felix Siauw
YANG dinanti-nanti itu segera akan beranjak pergi, sebab bila ia terus membersamai maka ia takkan jadi berarti. Keberadaannya yang singkat adalah latihan memaknai.
Mengajarkan pada kita bahwa kita sebenarnya bisa lebih baik dari yang kita pahami. Bahwa Allah itu sangat dekat dengan diri, bahwa kebahagiaan itu adalah berbagi.
Ia harus pergi agar kita mampu berjalan kembali, ia harus pergi agar kita mampu mengamalkan apapun yang sudah kita ilmui. Ramadhan, perpisahan dengannya segera terjadi.
Tak usah risau sebab dia takkan datang kembali, tahun depan Ramadhan yang datang yang lain lagi. Pertanyaannya bukan itu, tapi apakah kita masih diberi kesempatan lagi.
Kita harus mengantarnya sampai ujung malam ini, tarawih yang terakhir kali, sesuatu yang harus kita jalani meski berat hati. Apapun yang sudah terjadi, maka sudah terjadi.
Kelalaian kita tak bisa kita perbaiki, kesalahan kita tak bisa diganti, Ramadhan ini sudah sampai di akhir-akhir hari. Yang sudah lalu jangan disesali, berjanjilah untuk lebih baik lagi.
Tak ada lagi ruku sujud tambahan selepas isya setelah malam ini, masa latihan dan pendampingan itu segera usai. Yang kita harap semoga Ramadhan bekali kita takwa dan ampunan ilahi. []