SUATU ketika Allah SWT memerintahkan iblis untuk menemui Nabi Muhammad SAW dan menjawab apa saja yang ditanyakan beliau. Kisah dialog Rasulullah SAW dengan Iblis ini disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi.
Dalam sekejap lalu iblis menemui Rasulullah SAW dalam rupa seorang tua renta. Kemudian Nabi Muhammad bertanya kepadanya, “Siapa engkau?”
“Aku iblis,” jawabnya.
“Untuk apa kau menemuiku?” lanjut Nabi.
BACA JUGA: Benarkah Iblis dulunya Pernah Jadi Malaikat?
“Sesungguhnya Allah SWT menyuruhku menemuimu dan menjawab semua yang nanti ingin kau tanyakan,” jawab iblis lagi.
Bertanyalah Nabi kepada iblis, “Wahai Dzat yang terkutuk, berapakah jumlah musuhmu dari kalangan umatku?”
Menjawab iblis seraya menyebutkan semua golongan musuhnya itu, “Ada lima belas. Pertama, engkau. Kedua, pemimpin yang adil. Ketiga, orang kaya yang rendah hati. Keempat, pedagang yang jujur. Kelima, orang berilmu yang khusyuk. Keenam, orang beriman yang suka memberi nasihat. Ketujuh, orang mukmin yang memiliki hati yang penuh dengan rasa kasih sayang. Kedelapan, orang bertobat yang istiqamah dalam tobatnya. Sembilan, orang yang menjaga diri dari perkara-perkara yang haram. Sepuluh, mukmin yang selalu dalam keadaan suci. Sebelas, mukmin yang banyak bersedekah. Dua belas, mukmin yang berbuat baik kepada orang lain. Tiga belas, mukmin yang bermanfaat bagi banyak manusia. Empat belas, orang yang menghafal Alquran dan istiqamah membacanya. Lima belas, orang yang mendirikan salat malam, sedangkan yang lain tertidur pulas.”
Kemudian Nabi Muhammad bertanya lagi, “Lalu siapa saja kawanmu dari golongan umatku?”
BACA JUGA: Hai Iblis! Siapa Sajakah Musuhmu dari Umatku?
Iblis menjawab lagi, “Ada sepuluh golongan. Pertama, pemimpin yang zalim. Kedua, orang kaya yang sombong. Ketiga, pedagang yang menipu. Keempat, orang yang suka mabuk-mabukan. Kelima, pembunuh. Keenam, pezina. Ketujuh, orang yang suka memakan harta anak yatim. Kedelapan, orang yang meremehkam shalat. Sembilan, orang yang enggan mengeluarkan zakat. Sepuluh, orang yang senang berangan-angan. Mereka semua adalah teman dan sahabatku.”
Hadits tentang dialog antara Rasulullah SWT dan Iblis di atas juga dimasukkan dalam kitab Tanbihul Ghafilin oleh Imam Abu al-Lasyt as-Samarqandi, sebagai peringatan kepada umat Islam sepeninggal Nabi Muhammad saw. dari godaan Iblis dan kawanannya. []
SUMBER: BINCANG SYARIAH