KEPERGIAN Rasulullah SAW memberikan luka mendalam bagi kaum muslimin. Pasalnya, Beliau merupakan sosok yang paling penting dalam sejarah umat Islam. Islam merupakan agama yang diajarkan olehnya. Beliau-lah yang berjuang untuk menegakkan agama rahmatan lil ‘alamin ini.
Rasulullah SAW merupakan sosok ayah yang mencintai anak-anaknya. Salah satu anaknya ialah Fatimah. Anak perempuan Rasulullah ini pun memiliki peran luar biasa dalam Islam. Sebab, Rasulullah SAW selalu membimbingnya agar tumbuh menjadi anak yang membanggakan bagi umat.
BACA JUGA: Kabar Kematian Para Pembesar Orang Munafik dari Rasulullah
Pada hari wafatnya Rasulullah SAW, Senin, 12 Rabiul Awal, Fatimah, mendatangi Beliau, dan duduk di sebelah kanan Rasulullah. “Selamat datang wahai putriku,” sapa Rasulullah. Lalu beliau membisikkan sesuatu kepada Fatimah, seketika Fatimah menangis. Rasulullah membisikkan untuk kedua kalinya, dan seketika itu pula Fatimah tertawa.
“Apa yang dikatakan Rasulullah SAW kepadamu?” Tanya Aisyah.
“Pertama, Rasulullah membisikkan kepadaku, bahwa Malaikat Jibril biasanya menemuinya sekali dalam setahun untuk membacakan ayat-ayat Alquran. Namun, tahun ini Jibril dua kali menemuinya. Ini mungkin pertanda ajalnya sudah dekat. Makanya aku menangis,” jawab Fatimah.
BACA JUGA: Kesenangan Dunia di Mata Fatimah az-Zahra
Lalu Fatimah melanjutkan, “Yang kedua, Rasulullah menanyakan, ‘Apa kamu bersedia menjadi yang pertama dari keluargaku yang akan melanjutkan perjuanganku? Atau bersediakah engkau menjadi ibu bagi orang-orang yang beriman (ummahatulmukminin)?’ Dan aku tertawa haru mendengar pertanyaan itu,” tuntas Fatimah.
Ini adalah dialog terakhir antara Rasulullah dengan putri tercintanya, Fatimah. []