SETIAP lelaki yang sudah mampu dalam hal materi maupun mental, maka sudah sebaiknya mengakhiri masa lajangnya. Ia sudah waktunya untuk menikah. Ya, menikah wajib dilakukan oleh setiap orang. Sebab, Allah menciptakan makhluk di muka bumi ini secara berpasang-pasangan. Maka, jemputlah pasangan itu sesegera mungkin.
Dan Rasulullah menganjurkan kepada kita untuk menikahi calon pendamping hidup di bulan Syawal. Mengapa? Ini nih alasannya.
“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menikahiku di bulan Syawal dan membangun rumah tangga denganku pada bulan syawal pula. Maka istri-istri Rasulullah yang manakah yang lebih beruntung di sisinya dariku?” (Perawi) berkata, “Aisyah dahulu suka menikahkan para wanita di bulan Syawal.” (HR Muslim)
Adapun alasan Rasulullah menikahi Aisyah pada bulan syawal adalah guna menepis anggapan masyarakat jahiliyah dahulu bahwa menikah di bulan syawal mengundang kesialan dan tidak berkah. Karena yang menentukan keberkahan atau tidaknya hidup hanya Allah semata dan bukan karena hari atau bulan tertentu.
Masyarakat jahiliyah menganggap sial menikah di bulan syawal karena dahulunya di bulan itu unta betina mengangkat ekornya sebagai pertanda enggan untuk menikah dan melarang unta jantan untuk mendekat. Karenanya wanita pun harus menolak ketika dinikahi pada bulan tersebut.
Hal ini telah dijelaskan oleh Ibnu Katsir dalam Al Bidayah wan Nihayah dengan ucapan:
“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menikahi Aisyah untuk membantah keyakinan yang salah sebagian masyarakat yaitu tidak suka menikah diantara dua ied (bulan syawal termasuk diantara idul fitri dan adha), mereka khawatir akan terjadi perceraian. Keyakinan ini tidaklah benar.”
Berbagai ulama seperti Imam Nawawi pun mengatakan bahwa hadist tersebut sangat jelas menunjukkan anjuran melaksanakan pernikahan dan membangun rumah tangga pada bulan syawal. Anjuran itu pun telah menghapus pandangan masyarakat jahiliyah yang mengartikan bulan syawal sebagai bulan ketidakberuntungan. []