2. Mencuri rampasan perang
MENCURI ghanimah rampasan perang termasuk dosa besar yang dapat mengakibatkan pelakunya disiksa di dalam kubur. Abu Hurairah berkata, “Seorang lelaki memberi hadiah seorang budak bernama id’am kepada Rasulullah SAW. Ketika Mid’am ikut bepergian bersama Rasulullah SAW, tiba-tiba ia terkena anak panah nyasar. Ia tewas. Orang-orang berkata, ‘Semoga ia masuk surga!’
Mendengar ini Rasulullah SAW bersabda, ‘Sekali-kali tidak! Demi Yang Mengusai diriku, sungguh lilin yang ia ambil pada perang Khaibar termasuk ghanimah yang belum dibagi. Lilin ini akan menyalakan api neraka buatnya.’ Ketika orang-orang mendengar hal itu, tiba-tiba seorang lelaki membawa satu atau dua tali kulit terumpah untuk diserahkan kepada Nabi SAW.
Beliau SAW lalu berkata, ‘Satu atau dia tali kulit terumpah dari neraka’.” Hadis ini diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
Abdullah ibn ‘Amru berkata, “Dulu ada lelaki bernama Karkarah yang bertugas menjaga barang bawaan milik Nabi yang diletakkan di punggung hewan. Ketika ia meninggal, Rasulullah SAW bersabda, ‘Ia di neraka.’ Para sahabat pergi untuk melihatnya, lalu mereka menemukan pakaian yang diambilnya,” (HR. Bukhari).
3. Dusta, Zina, Riba, dan Meninggalkan Al-Qur’an
Allah menunjukkan beberapa dosa yang membuat pelakunya diazab. Dalam shahih al-Bukhari diriwayatkan bahwa Samurah ibn Jundub berkata:
Biasanya setelah shalat Nabi SAW menghadapkan wajahnya kearah kami, dan bertanya, “Siapa di antara kalian yang mimpi tadi malam?” Jika ada yang bermimpi, orang itu akan menceritakannya, lalu Nabi SAW mengatakan Masya Allah.
Suatu hari beliau bertanya kepada kami, “Apakah di antara kalian ada yang bermimpi tadi malam?” Kami menjawab, “Tidak.” Beliau berkata, “Aku tadi malam bermimpi ada dua orang mendatangiku. Mereka memegang tanganku dan membawaku ke tanah yang suci. Di sana ada laki-laki yang sedang duduk dan laki-laki yang berdiri di sampingnya dengan besi pengait di tangannya. Besi itu dimasukkan ke sudut mulut lelaki yang duduk, lalu ditarik sampai mencapai tengkuk, kemudian sudut mulut yang lain ditarik seperti itu, sehingga kedua sudut mulutnya terpaut. Setelah itu, keadaannya pulih sedia kala, dan ia diperlakukan lagi seperti itu.
Aku bertanya, “Apa ini?” Kedua orang yang membawaku menjawab, “Jalanlah!” Lalu kami berjalan sampai bertemu dengan seorang lelaki yang sedang berbaring dan seorang lagi yang berdiri dekat kepalanya sambil memegang batu, lalu dengan batu itu ia menghancurkan kepala lelaki yang berbaring. Setelah ia memukulnya, batu tersebut menggelinding, lalu ia pergi untuk mengambilnya lagi. Ketika ia kembali, kepala lelaki yang hancur tadi sudah menyatu kembali dan pulih seperti sedia kala, lalu ia memukulnya lagi.
Aku bertanya, “Siapa ini?” Kedua orang yang membawaku menjawab, “Jalanlah!” Kami berjalan dan menemukan sebuah lubang mirip tungku dari tembikar untuk membakar roti, yang atasnya sempit, bawahnya luas dan dibawahnya api menyala. Jika api itu mendekat, orang-orang di dalamnya segera naik sampai mereka nyaris keluar. Jika api padam, mereka kembali turun ke bawah. Di dalam lubang itu terdapat laki-laki dan perempuan telanjang.
Aku bertanya, “Siapa mereka ini?” Kedua orang yang membawaku menjawab, “Jalahnlah!” Kami lalu berjalan dan sampai ke sebuah sungai darah yang di dalamnya ada seorang laki-laki berdiri, dan di tengah sungai (menurut versi Yazid dan Wahab ibn Jarir dari Jarir ibn Hazim: di pinggir sungai) ada seorang lelaki yang di hadapannya ada batu. Jika orang itu ingin keluar dari sungai, lelaki di pinggir atau di tengah sungai melempari mulutnya dengan batu sehingga ia kembali ke tempatnya semula. Setiap kali ia akan keluar dari sungai, ia dilempar dengan batu sehingga kembali lagi. []
BERSAMBUNG
Sumber: Ensiklopedia Kiamat/Karya: Dr. Umar Sulayman al-Asykar/Penerbit: Serambi