PRANCIS— Duta Besar Prancis untuk Amerika Serikat (AS) dikabarkan telah menyebut Presiden Suriah Bashar Al-Assad melakukan kejahatan massal di Ghouta Timur, Jumat (15/12/2017). Hal ini ia sampaikan merujuk pada perundingan Suriah di Jenewa, Swiss yang tidak membuahkan hasil berarti.
Gagalnya perundingan ini membuat situasi di Ghouta Timur pinggiran ibu kota Suriah, Damaskus tidak mengalami perbaikan. Aada sekitar 400.000 orang yang diblokade pasukan rezim Assad selama bertahun-tahun di Ghouta Timur.
“Rezim Assad tidak pernah masuk dalam negosiasi apa pun sejak awal perang saudara,” kata Duta Besar Gerard Araud di Twitter.
Ia menuding pemerintah Suriah tidak melakukan apa pun untuk mencapai kesepakatan damai setelah hampir tujuh tahun berperang.
Alexandre Giorgini, Wakil Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Prancis, mengatakan kepada wartawan, tidak ada pilihan solusi politik yang disetujui selama negosiasi di bawah naungan PBB di Jenewa.
“Kami menyesalkan sikap rezim Suriah yang menolak terlibat dalam diskusi. Rezim Suriah bertanggung jawab atas tidak adanya kemajuan dalam negosiasi,” katanya.
Sementara itu, PBB mengatakan bahwa warga sipil yang terkepung di Ghouta Timur menghadapi “Malapetaka,” karena pengiriman bantuan diblokir oleh rezim Suriah. []