ALQURAN diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW di Mekah, lebih dari seribu tahun lalu. Kendati diturunkan kepada seseorang keturunan Arab dari kalangan bangsa Quraisy yang hidup di daerah gurun dan tidak mengenal dunia kemaritiman, Alquran ternyata tak luput membahas masalah laut.
Dalam Alquran, laut dibahas dalam berbagai sighat (bentuk). Menurut Syekh Abdul Aziz az-Zuhairi, sighat bahar (bentuk tunggal) laut disebutkan dalam Alquran sebanyak 29 kali. Sementara sighat bahrani (dua laut) sebanyak satu kali, sighat bahrain (dua laut) sebanyak empat kali, dan sighat bihar (jamak) sebanyak dua kali. Sedangkan, kata al-fulk (perahu) disebutkan sebanyak 23 kali.
Salah satu ayat Alquran yang membahas tentang laut terdapat pada surat an-Nur ayat 40:
أَوْ كَظُلُمَاتٍ فِي بَحْرٍ لُجِّيٍّ يَغْشَاهُ مَوْجٌ مِنْ فَوْقِهِ مَوْجٌ مِنْ فَوْقِهِ سَحَابٌ ۚ ظُلُمَاتٌ بَعْضُهَا فَوْقَ بَعْضٍ إِذَا أَخْرَجَ يَدَهُ لَمْ يَكَدْ يَرَاهَا ۗ وَمَنْ لَمْ يَجْعَلِ اللَّهُ لَهُ نُورًا فَمَا لَهُ مِنْ نُورٍ
“Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barang siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikit pun.”
Ayat tersebut memang ditempatkan dalam konteks sebagai analogi terhadap orang kafir seperti tertera dalam ayat sebelumnya.
BACA JUGA: MasyaAllah, Inilah Alasan Mengapa Kapal di Laut Tidak Tenggelam
Selain mengqiyaskan orang-orang kafir berada di kegelapan, Allah SWT pun sebelumnya menyematkan kondisi fatamorgana yang ada di dalam orang-orang kafir sebagaimana disebutkan pada ayat sebelumnya,yakni QS An Nur: 39.
وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍ بِقِيعَةٍ يَحْسَبُهُ الظَّمْآنُ مَاءً حَتَّىٰ إِذَا جَاءَهُ لَمْ يَجِدْهُ شَيْئًا وَوَجَدَ اللَّهَ عِنْدَهُ فَوَفَّاهُ حِسَابَهُ ۗ وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ
“Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya.”
Tiap ayat Alquran mengandung rahasia, termasuk dalam ayat tentang kegelapan lautan di atas. Namun, yang dikatakan Alquran tentang kegelapan yang bertindih-tindih di dalam lautan telah dibuktikan dunia sains modern.
Menurut sains modern sebagaimana dikutip dari Oceans karya Danny Elder dan John Pernetta, kegelapan lautan dan samudra dijumpai pada kedalaman 200 meter atau lebih. Di kedalaman ini, hampir tidak dijumpai cahaya. Sedangkan di bawah ke dalaman seribu meter, tidak terdapat cahaya sama sekali.
Penjelasan tentang dunia bawah laut pun bisa menegaskan kembali betapa benar firman Allah tentang gulita yang bertindih-tindih. Pengukuran dengan teknologi saat ini berhasil mengungkapkan bahwa antara tiga hingga 30 persen sinar matahari dipantulkan permukaan laut.
BACA JUGA: Jauh Sebelum Ekspedisi Challenger, Alquran telah Ungkap Batas Antar Lautan
Jadi, hampir semua tujuh warna yang menyusun spektrum sinar matahari diserap satu demi satu ketika menembus permukaan lautan hingga kedalaman 200 meter kecuali sinar biru. Di bawah kedalaman seribu meter, tidak dijumpai sinar apa pun.
Tidak hanya itu, mengutip buku Oceanography, a View of the Earth, masih ada ombak lain di atas ombak. Apa yang disebutkan itu ternyata juga dibuktikan secara ilmiah oleh penelitian modern saat ini.
Para ilmuwan menemukan keberadaan gelombang di dasar lautan yang terjadi pada pertemuan antara lapisan-lapisan air laut dengan kerapatan atau masa jenis berbeda. Gelombang internal ini meliputi wilayah perairan di kedalaman lautan dan samudra. Pada kedalaman ini, air laut punya massa jenis lebih tinggi dibandingkan lapisan air di atasnya.
Ajaibnya, gelombang internal ini punya sifat gelombang permukaan. Dia bisa pecah seperti ombak. Meski tidak bisa dilihat dengan mata manusia, keberadaannya dapat dikenali lewat suhu atau perubahan kadar garam di tempat-tempat tertentu.
Kemukjizatan Alquran memang tak bisa diragukan. Apa yang dikatakan pada 15 abad yang lalu ternyata terbukti oleh sains modern abad 20. []
SUMBER: REPUBLIKA