ALKISAH. Seorang laki-laki bersiul santai di dalam mobilnya. Seorang eksekutif muda. Pulang dari kantor. Mobilnya merupakan keluaran terbaru. Baru sepekan dibeli. Bukan dicicil, tapi tunai. Sebuah capaian yang membuat iri, apalagi usianya belum genap kepala empat.
Di tengah perjalanan menuju rumah, ia mampir ke sebuah pusat perbelanjaan. Ada sesuatu yang ingin dibeli, sebagai kejutan dan hadiah untuk istrinya. Seorang wanita cantik jelita, mantan bunga kampus yang menjadi rebutan lintas angkatan.
Ketika mobilnya belum tunai memasuki tempat parkir pusat perbelanjaan, ada pemandangan yang menarik hatinya. Seorang perempuan dengan rambut lurus, wajah dan kulit bening, serta pakaian yang terbuka hingga keindahan yang seharusnya ditutupi terlihat menonjol, mengundang selera.
Naluri kelelakiannya bangkit. Tanpa basa-basi. Dengan penampilannya yang parlente, jas dan dasi serta sepatu mengkilat masih dikenakan. Bukan hal sukar bagi si laki-laki untuk menundukkan si wanita. Cukup dengan beberapa kalimat, keduanya segera akrab.
Dasar setan yang tak pernah kehabisan cara untk menjerumuskan manusia dalam dosa, ide liar segera dilintaskan di pikiran si laki-laki. Mengajak makan si wanita, segera menghubungi istri dengan alasan meeting mendadak, lalu memesan kamar hotel.
Hanya dalam hitungan menit, niat baiknya untuk membelikan hadiah dan kejutan untuk istri yang halal dan berkah untuknya pun ditunda. Kata setan dalam bisikan, “Esok masih ada hari. Tapi wanita cantik ini, amat mungkin untuk sukar ditemui. Kesempatan emas yang tak boleh dilewatkan.”
Si wanita cantik yang bertemu dengan laki-laki parlente, bisa jadi mengalami hal serupa. Dia hendak membelikan kejutan dan hadiah untuk suami yang berada di luar kota atau kebutuhan bulanan untuk rumahnya. Tapi, dia tergiur melihat pesona si laki-laki hingga tergoda.
Jadilah pertemuan itu tak bisa dielakkan lantaran keduanya telah dirasuki syahwat. Bisa jadi, malam itu hanya permulaan, atau langsung menuju menu utama lantaran satu dan lain hal yang dibisikkan setan di dalam pikiran keduanya.
Sahabat yang budiman, hal ini bisa juga pernah kita alami. Sebuah kejadian yang jarang disadari, padahal amat nyata. Jika suatu hari mengalami hal ini, kita harus segera meminta ampun kepada Allah Ta’ala dan memohon kekuatan kepada-Nya agar dihindarkan dari segala jenis maksiat dan dosa.
Jika kejadian semacam ini kita alami, bisa jadi kita sedang diburu maksiat.[]