APAKAH semua orang yang mengakui mencintai Allah akan dicintai Allah?
BELUM TENTU!
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata :
ليس الشأن أن تُحب ولكن الشأن أن تُحَب
“Perkaranya bukanlah bagaimana engkau mengaku mencintai Allah, tetapi perkaranya apakah engkau dicintai Allah.” (Rawdhatul Muhibbin Wa Nuzhatul Musytaqin 266)
Betapa banyak manusia yang mengaku/ merasa cinta kepada Allah, akan tetapi belum tentu Allah mencintainya..
AllahTa’ala berfirman:
قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَـكُمْ ذُنُوْبَكُمْ
“(Katakanlah Wahai Muhammad) Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” (Qs. Ali ‘Imran 31)
Ibnu Katsir rahimahullahu Ta’ala berkata tentang ayat diatas :
“Ayat yang mulia ini menjadi hakim atas orang-orang yang mengaku mencintai Allah namun ia tidak berjalan di atas sunnah Nabi-Nya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa alaihi wasallam. Maka sesungguhnya ia telah berdusta dalam pengakuannya itu, kecuali ia telah benar-benar mengikuti syari’at dan agama Muhammad shallallahu ‘alaihi wa alaihi wasallam dalam segenap perkataannya dan keadaan dirinya.” (Tafsir Ibn Katsir, Surat Ali Imran Ayat 31)
Beliau rahimahullah juga mengatakan:
“Sebab itulah Allah berfirman, “Katakanlah (hai Muhammad), jika kalian (benar-benar) mencintai Allah maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian..” yakni kalian akan mendapatkan hal yang lebih dari apa yang kalian inginkan dari kecintaan kalian kepada Rabb kalian, yaitu (berupa) kecintaan Allah Ta’ala atas kalian, dan ini lebih tinggi kedudukannya dari yang pertama.” (Tafsir Ibn Katsir, Surat Ali Imran Ayat 31)
Dalam Tafsir Ibnu Katsir tentang Surat Ali Imran Ayat 31 pula, beliau rahimahullah sebutkan bahwasanya Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah dan Kalangan salaf menuturkan:
“Ada suatu kaum yang mereka mengaku mencintai Allah, maka Allah Ta’ala menguji mereka dengan ayat ini, Allah berfirman : “Katakanlah (hai Muhammad), jika kalian (benar-benar) mencintai Allah maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian.
BACA JUGA: Disebutkan dalam Al-Qur’an, Inilah 8 Golongan Orang Beriman yang Dicintai Allah
Sebab-sebab yang bisa mendatangkan cinta Allah.
Ibnul Qoyyim رحمه الله telah menyebutkan 10 perkara tersebut. Beliau menyatakan:
1⃣ Membaca Al-Qur’an dengan penuh tadabbur dan memahami makna-maknanya dan apa yang diinginkan dengannya.
2⃣ Bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah dengan mengerjakan an-nawafil ( perkara-perkara sunnah ) setelah mengerjakan amalan yang fardhu.
3⃣ Senantiasa berdzikir kepada Allah di setiap keadaan dengan lisan, hati, dan amalan.
4⃣ Mendahulukan sesuatu yang dicintai Allah atas sesuatu yang dicintai oleh hamba ketika adanya benturan antara dua perkara yang dicintai tersebut.
5⃣ Memperhatikan (mempelajari) nama-nama Allah dan sifat-sifat Nya, dan apa yang ditunjukkan dengannya berupa kesempurnaan dan kemuliaan, dan pengaruh-pengaruhnya yang terpuji.
6⃣ Memperhatikan nikmat-nikmat Allah yang nampak maupun yang tidak nampak. Dan menyaksikan kebajikan, kebaikan, dan kenikmatan yang Allah berikan kepada para hamba-Nya.
7⃣ Remuknya hati (merasa bersalah) di hadapan Allah dan rasa sangat butuh kepada-Nya.
8⃣ Bersendiri dengan Allah (bertahajjud) di waktu turunnya Ilahi ketika tersisa sepertiga malam terakhir, membaca Al-Qur’an di waktu tersebut, dan ditutup dengan istighfar san taubat.
9⃣ Duduk bermajelis bersama orang-orang yang baik dan shalih yang mereka mencintai Allah azza wa jalla, serta mengambil faedah dari ucapan-ucapan mereka.
🔟 Menjauhi setiap sebab yang bisa menghalangi hatinya dengan Allah dari kesibukan-kesibukan yang ada.
Siapa saja yang dicintai/disukai Allah dalam Al-Qur’an?
1. Orang orang yang berbuat baik (al-Muhsinun)
وَاَ نْفِقُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَلَا تُلْقُوْا بِاَ يْدِيْكُمْ اِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَاَ حْسِنُوْا ۛ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ
“Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuat baiklah. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”
(QS. Al-Baqarah 2: 195)(QS Al Maidah 13, 93)
2. Orang yang tobat (at-Tawwabun)
وَ يَسْــئَلُوْنَكَ عَنِ الْمَحِيْضِ ۙ قُلْ هُوَ اَذًى فَا عْتَزِلُوْا النِّسَآءَ فِى الْمَحِيْضِ ۙ وَلَا تَقْرَبُوْهُنَّ حَتّٰى يَطْهُرْنَ ۚ فَاِ ذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوْهُنَّ مِنْ حَيْثُ اَمَرَكُمُ اللّٰهُ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّا بِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِ يْنَ
“Dan mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang haid. Katakanlah, Itu adalah sesuatu yang kotor. Karena itu jauhilah istri pada waktu haid; dan jangan kamu dekati mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu. Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 222)
BACA JUGA: 7 Sifat Manusia yang Dicintai Allah
3. Orang orang yang bertakwa (Al-Muttaqun)
اِلَّا الَّذِيْنَ عَاهَدْتُّمْ مِّنَ الْمُشْرِكِيْنَ ثُمَّ لَمْ يَنْقُصُوْكُمْ شَيْئًـا وَّلَمْ يُظَاهِرُوْا عَلَيْكُمْ اَحَدًا فَاَ تِمُّوْۤا اِلَيْهِمْ عَهْدَهُمْ اِلٰى مُدَّتِهِمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِيْنَ
“kecuali orang-orang musyrik yang telah mengadakan perjanjian dengan kamu dan mereka sedikit pun tidak mengurangi (isi perjanjian) dan tidak (pula) mereka membantu seorang pun yang memusuhi kamu, maka terhadap mereka itu penuhilah janjinya sampai batas waktunya. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.” (QS. At-Taubah 9: Ayat 4, 7,)
4. Orang orang yang bersih (al-Muthohhirun)
لَا تَقُمْ فِيْهِ اَبَدًا ۗ لَمَسْجِدٌ اُسِّسَ عَلَى التَّقْوٰى مِنْ اَوَّلِ يَوْمٍ اَحَقُّ اَنْ تَقُوْمَ فِيْهِ ۗ فِيْهِ رِجَا لٌ يُّحِبُّوْنَ اَنْ يَّتَطَهَّرُوْا ۗ وَا للّٰهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِ يْنَ
“Janganlah engkau melaksanakan sholat dalam masjid itu selama-lamanya. Sungguh, masjid yang didirikan atas dasar takwa sejak hari pertama adalah lebih pantas engkau melaksanakan sholat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Allah menyukai orang-orang yang bersih.” (QS. At-Taubah 9: Ayat 108)
5. Orang orang yang sabar (ash-Shobirun)
وَكَاَ يِّنْ مِّنْ نَّبِيٍّ قٰتَلَ ۙ مَعَهٗ رِبِّيُّوْنَ كَثِيْرٌ ۚ فَمَا وَهَنُوْا لِمَاۤ اَصَا بَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَمَا ضَعُفُوْا وَمَا اسْتَكَا نُوْا ۗ وَا للّٰهُ يُحِبُّ الصّٰبِرِ يْنَ
“Dan betapa banyak nabi yang berperang didampingi sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak (menjadi) lemah karena bencana yang menimpanya di jalan Allah, tidak patah semangat dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 146)
6. Orang-orang yang tawakal (al-Mutawakkilun)
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَا نْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَا عْفُ عَنْهُمْ وَا سْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَ مْرِ ۚ فَاِ ذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
“Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun untuk mereka, dan bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.” (QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 159).
7. Orang orang yang berbuat adil (al-Muqsithun)
وَاِ نْ طَآئِفَتٰنِ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ اقْتَتَلُوْا فَاَ صْلِحُوْا بَيْنَهُمَا ۚ فَاِ نْۢ بَغَتْ اِحْدٰٮهُمَا عَلَى الْاُ خْرٰ ى فَقَا تِلُوا الَّتِيْ تَبْغِيْ حَتّٰى تَفِيْٓءَ اِلٰۤى اَمْرِ اللّٰهِ ۚ فَاِ نْ فَآءَتْ فَاَ صْلِحُوْا بَيْنَهُمَا بِا لْعَدْلِ وَاَ قْسِطُوْا ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ
“Dan apabila ada dua golongan orang mukmin berperang, maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari keduanya berbuat zalim terhadap (golongan) yang lain, maka perangilah (golongan) yang berbuat zalim itu, sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah. Jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil, dan berlakulah adil. Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. Al-Hujurat 49: Ayat 9), (QS Al Maidah 42)(QS Mumtahanah 8)
BACA JUGA: Mau Dicintai Allah SWT? Jangan Ragu untuk Memaafkan
8. Orang orang yang berjihad di jalan Allah (al-Mujahidun)
اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الَّذِيْنَ يُقَا تِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِهٖ صَفًّا كَاَ نَّهُمْ بُنْيَا نٌ مَّرْصُوْصٌ
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (QS. As-Saff 61: Ayat 4). (Lihat Mukhtashor Kitab Asror wa Kunuz Mahabbatillah Li Muhammad Sa’id Ghalib Al-Syahriy. Tahun 2019)
Doa Supaya Mencintai dan Dicintai Allah
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ حُبَّكَ وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ وَالْعَمَلَ الَّذِى يُبَلِّغُنِى حُبَّكَ اللَّهُمَّ اجْعَلْ حُبَّكَ أَحَبَّ إِلَىَّ مِنْ نَفْسِى وَأَهْلِى وَمِنَ الْمَاءِ الْبَارِدِ
“Allahumma innii as’aluka hubbaka wa hubba man yuhibbuka wal’amalalladzii yuballighuniii hubbaka allahummaj ‘al hubbaka ahabba ilayya min nafsii wa ahlii wa minal maa-il baaridi.”
Artinya, “Ya Allah, hamba memohon kepada-Mu, cinta-Mu, dan cinta dari orang-oran yang mencintai-Mu, amalan yang mengantarkanku sampai ke cinta-Mu. Ya Allah, jadikanlah cintaku kepada-Mu meleibihi cintaku pada diri sendiri, keluargaku, dan air sejuk”.(HR. At-Tirmidzi dan Ahmad)
Wallahu a’lam bi showab. []