CINA—Pihak berwenang di Cina utara dilaporkan telah menunda pembongkaran masjid besar-besaran pada Sabtu (11/8/2018), setelah ribuan orang berdemonstrasi untuk menghentikan penghancurannya.
Rencana penghancuran masjid ini adalah upaya pemerintah nasional untuk memperketat pembatasan kegiatan keagamaan.
BACA JUGA: Tahun 2018 Ini, Jemaah Haji Cina Dipaksa Kenakan ‘Perangkat Khusus’
Di seluruh Cina, para pejabat berusaha membatasi kebebasan beragama bagi umat Islam. Pembatasan ini sebagai bagian dari upaya luas agar rakyat Cina percaya dan sejalan dengan perintah Partai Komunis yang berkuasa.
Para pengunjuk rasa mulai berkumpul pada Kamis (9/8/2018) pekan lalu menjelang tenggat waktu untuk menghancurkan masjid besar di kota Weizhou di wilayah Ningxia utara, kata penduduk setempat.
Video yang diunggah di media sosial dalam beberapa hari terakhir menunjukkan pengunjuk rasa berkumpul di depan gedung yang dijaga polisi dengan perisai anti huru-hara.
Dengan memegang bendera Tiongkok, para demonstran duduk di atas tangga bangunan dan memadati sekitar plaza, sebelum mereka shalat, menurut video, yang tidak dapat diverifikasi oleh AFP.
“Pemerintah mengatakan itu adalah bangunan ilegal, tetapi tidak. Masjid ini memiliki sejarah karena telah berdiri sejak ratusan tahun lalu,” kata seorang pemilik restoran bernama Ma kepada AFP.
Barulah sekitar Sabtu (11/8/2018) tengah hari, seorang pejabat lokal telah membaca dokumen yang mengatakan bahwa pemerintah akan menunda pembongkaran masjid, penduduk setempat mengatakan kepada AFP.
Setelah itu, peserta yang berpartisipasi dalam aksi itu membubarkan diri.
Orang-orang telah datang ratusan kilometer dari daerah Muslim lainnya untuk menunjukkan dukungan dan membawa makanan bagi mereka di Weizhou, kata penduduk setempat.
BACA JUGA: PBB: Cina ‘Sekap’ Lebih dari 1 Juta Muslim Uighur di Xinjiang
Ratusan pasukan keamanan pada satu titik dibawa masuk ke bus-bus sipil untuk mengamankan sebuah perimeter di sekitar daerah itu, tidak mengizinkan orang luar masuk.
Layanan telepon seluler dan 4G telah terputus ke daerah itu, hanya sekitar 14 kilometer jauhnya dari Weizhou – meskipun penduduk masih dapat melakukan panggilan telepon. []
SUMBER: ALARABY