NORWEGIA–Pasangan suami istri asal Malaysia di Norwegia, Hairi Muhamad dan Norliha Khamis, tengah diadili lantaran memaksa anak mereka untuk berpuasa di bulan Ramadhan. Hal ini dianggap sebagai bentuk penganiayaan terhadap anak. Hal ini telah dikonfirmasi kementerian luar negeri Malaysia pada Kamis (31/10/2019), hmetro melaporkan
Sebelumnya, pada Mei lalu, pasangan ini kehilangan hak asuh atas lima anak mereka yang berusia empat hingga 16 tahun, sebagai hasil penyelidikan oleh otoritas Norwegia. Investigasi itu dipicu oleh keluhan oleh salah satu anak kepada guru mereka selama bulan Ramadan.
“Saya merasa stres, karena saya harus berpuasa selama berjam-jam selama bulan Ramadhan,” kata anak itu memberi tahu guru mereka,
Guru itu kemudian mengajukan laporan kepada pihak berwenang. Anak lain mengklaim, bahwa mereka dipukuli oleh orang tua mereka juga, tetapi ketika polisi pergi untuk memeriksa rumah mereka, tidak ada tongkat.
Karena kasus tersebut, saat ini anak-anak pasangan Hairi dan Norliha ditempatkan di tiga rumah non-Muslim di Norwegia.
Lalu kerabat pasangan itu datang ke Norwegia untuk membela mereka dan mengatakan, bahwa mereka sebenarnya orang yang baik, tetapi sangat ketat mendidik anak-anak mereka soal agama.
Wisma Putra dan Kedutaan Besar Malaysia di Stockholm, Swedia, memantau perkembangan kasus ini. Kedubes juga memastikan agar kelima anak pasangan itu tetap aman dan tinggal bersama keluarga Muslim.
“Kedutaan juga bekerja sama dengan agen-agen lokal yang relevan di sana, untuk melindungi hak dan kesejahteraan keluarga, termasuk memastikan anak-anak mereka akan ditempatkan bersama keluarga Muslim,” ungkap pejabat kedubes.
Persidangan dijadwalkan dari 4 hingga 6 November mendatang, dan akan ada pejabat kedutaan yang hadir di sana.
Kasus ini mirip dengan kasus yang terjadi 4 tahun lalu di Swedia, di mana pasangan Malaysia dinyatakan bersalah atas pelecehan anak, ketika mereka menghukum anak-anak mereka menggunakan tangan, tongkat dan gantungan baju. []
SUMBER: HMETRO