BAGI anak 90-an, kata Digimon ini sering disandarkan dengan salah satu kartun yang tayang di televisi. Digimon itu sendiri adalah singkatan yang berasal dari kata digital monster. Sesuai namanya kartun ini menceritakan tentang kehidupan manusia yang hidup berdampingan dengan Digimon, robot monster kecil. Robot-robot ini akan selalu mengikuti dan melayani majikannya serta akan memiliki sifat yang mirip dengan majikannya.
Namun, di abad ke-20 ini, tanpa sadar Digimon telah masuk ke dunia nyata dalam wujud alat-alat digital dan hidup berdampingan dengan manusia. Alat-alat digital ini benar-benar dapat melayani pemiliknya persis sebagaimana Digimon di dalam kartunya. Bahkan, dengan pesatnya perkembangan teknologi alat-alat digital ini kini dapat memberikan informasi, hiburan, tontonan, bahkan segala hal yang diinginkan pemiliknya dengan cepat dan mudah.
BACA JUGA: Dampak Buruk Kecanduan Game dan 4 Cara Mengatasinya
Namun, terlepas dari banyaknya kecanggihan yang dimiliki alat-alat digital ini, monster tetaplah monster. Selain dapat memberikan manfaat kemudahan dalam mendapatkan informasi dari alat-alat digital ini juga dapat memberikan dampak buruk bila disalahgunakan. Begitu pula dengan hiburan, tontonan, dan segala hal di dalamnya. Bahkan, jika penyalahgunaannya tidak dihentikan, alat-alat digital ini akan memberikan pengaruh yang sangat buruk bagi penggunanya dan akan menghancurkan penggunanya layaknya dihancurkan oleh sebuah monster. Apalagi jika dipakai secara berlebihan tentu hal itu lebih berbahaya lagi.
Istilah monster tidaklah berlebihan jika alat-alat digital tidak digunakan dengan bijak. Hal itu dikarenakan sekarang selain dapat merugikan penggunanya (yang menyalahgunakan alat-alat digital), alat-alat digital juga dapat merugikan orang di sekitar. Seperti contoh, seorang ibu yang lalai dalam mengurus anaknya lantaran asik menelepon teman atau “berselancar” di media sosial. Contoh lainnya adalah seorang anak yang keasikan bermain game sampai tidak menunaikan kewajiban sebagai seorang anak. Namun tidak dapat dipungkiri besarnya peran alat-alat digital dalam perkembangan zaman dan teknologi. Dengan adanya alat-alat digital inilah, pekerjaan manusia menjadi lebih cepat dan mudah. Hal tersebut dapat kita lihat dari teknologi dan transportasi yang semakin modern. Begitupun dengan alat telekomunikasi yang juga semakin canggih.
Pada dasarnya, menggunakan alat-alat digital itu hukumnya mubah. Selama tidak disalahgunakan dan tidak berlebihan dalam pemakaiannya maka boleh saja menggunakan alat-alat digital. Adapun ukuran tidak berlebihan dalam pemakaian alat-alat digital adalah tetap memenuhi kewajiban-kewajiban Hidup baik kewajiban yang berkaitan dengan Tuhan, orang lain, maupun dengan dirinya sendiri. Jika dengan menggunakan alat-alat digital dapat melalaikan seseorang dari kewajibannya hukumnya menjadi tidak boleh. Ada yang mengatakan makruh bahkan ada yang mengatakan haram.
Ajaib ya, Alquran yang diturunkan 14 abad yang lalu telah mengatur pemakaian alat-alat digital ini. Dalam FirmanNya, Allah melarang hambanya melakukan segala sesuatu secara berlebihan tanpa terkecuali dalam menggunakan alat-alat digital yang mengubah hukumnya. Allah memberitahu hal tersebut lewat Alquran dengan lafaz:
.يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ ࣖ
“Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-Araf : 31)
Dari ayat tersebut bisa kita ketahui bahwa Allah tidak menyukai (membenci) orang-orang yang berlebihan. Dengan begitu, kita tidak boleh berlebihan dalam melakukan segala sesuatu termasuk menggunakan alat-alat digital.
BACA JUGA: Main Game Online, Bolehkah?
Simpulannya, tidaklah salah bila kita menggunakan alat-alat digital. Selain memiliki banyak manfaat, Islam tidak melarang untuk menggunakan alat-alat digital titik Islam hanya mengatur cara penggunaannya agar tidak disalahgunakan dan tidak berlebihan dalam pemakaiannya. Selama pengguna tidak menyalahgunakan alat-alat digital dan tidak berlebihan dalam pemakaiannya maka boleh saja menggunakan alat-alat digital. Tentu setelah mengetahui hal tersebut diharapkan para pengguna alat-alat digital dapat bijak dalam menggunakan alat-alat digital serta tidak berlebihan dalam pemakaiannya. Diharapkan juga para pengguna alat-alat digital bisa berkontribusi dalam perkembangan teknologi hari ini walaupun hanya dengan memanfaatkan alat-alat digital.
Maka dari itu, marilah menjadi orang yang bijak dalam menggunakan alat-alat digital. Jangan sampai alat-alat digital yang kita gunakan malah menjadi sesuatu yang rusak dan menghancurkan seperti sebuah monster. []
Oleh: Miftahul Rahman
(Santri Kelas 10 Pesantren Mafatih Purwakarta)