INDIA–Muslim India di New Delhi melaksanakan sholat Jumat di bawah penjagaan polisi anti huru hara. Penjagaan ini berlangsung setelah terjadi kerusuhan yang menewaskan 42 orang dalam sepekan terakhir.
Sejumlah masjid di timur laut ibu kota India mengadakan khotbah shalat Jumat pertama sejak gerombolan bersenjatakan meratakan bagian distrik itu pada Senin (24/2/2020) lalu.
“Jika mereka membakar masjid kami, kami akan membangun kembali dan berdoa,” kata Mohammad Sulaiman, salah satu dari sekitar 180 jamaah pria yang shalat di atap masjid yang dibakar dalam kerusuhan.
BACA JUGA: Muslim di India Shalat Jumat di Atap Masjid yang Terbakar dalam Kerusuhan Besar
“Ini hak agama kami dan tidak ada yang bisa menghentikan kami dari mempraktikkan agama kami,” tegas dia.
Lusinan sukarelawan berdiri di luar masjid utama di lingkungan Mustafabad, tempat beberapa kekerasan terburuk terjadi, mendesak para jamaah untuk segera bubar setelah salat.
“Ini adalah waktu pengujian. Kita harus bersabar,” kata imam ketua setelah memanggil jemaahnya untuk tetap tenang.
Banyak orang di lingkungan itu ketakutan setelah polisi melarang jamaah satu dari beberapa masjid yang dibakar oleh perusuh Hindu pada hari Senin (24/2/2020).
Di dekatnya, sekelompok warga di daerah Shiv Vihar yang didominasi Hindu memblokir jalan menuju salah satu masjid setempat dengan kerangka sepeda motor yang terbakar, yang mereka katakan dibakar oleh umat Islam.
“Tidak seorang pun akan diizinkan masuk sampai para perusuh ditangkap,” teriak mereka pada kerumunan Muslim yang ingin masuk.
“Kami tidak ingin kekerasan,” kata Saleem Mirza, ketika polisi mengatakan kepada Muslim untuk membubarkan diri guna menghindari masalah baru.
“Kami ingin hidup dalam damai, bekerja untuk anak-anak kami dan hidup normal. Kami berdoa untuk perdamaian bagi semua orang hari ini,” lanjut dia.
Ketegangan antara garis keras Hindu dan Muslim yang memprotes kebijakan pertama pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi telah terjadi selama berbulan-bulan hingga kerusuhan meledak pada Ahad (23/2/2020) malam, pada malam kunjungan kenegaraan pertama Presiden Amerika Donald Trump ke India.
Lima hari setelah kerusuhan dimulai, rumah sakit masih berusaha mengidentifikasi para korban ketika jumlahnya terus meningkat. Warga daerah yang terkena dampak kerusuhan juga masih mencari kerabat yang hilang.
BACA JUGA: Bentrokan di India, 2 Masjid Dibakar dan 23 Orang Tewas
Polisi mengatakan mereka telah menahan lebih dari 600 orang atas kerusuhan itu dan tetap mempertahankan kehadirannya di Delhi timur laut.
Kerusuhan terjadi setelah bentrok antara pendukung PM Modi dengan demonstran yang memprotes undang-undang kewarganegaraan kontroversial yang mendisriminasi muslim. Undang-undang kewarganegaraan baru India telah memicu berbulan-bulan demonstrasi antara demonstran anti-pemerintah dan polisi. Setidaknya 30 orang tewas dalam kekerasan protes tahun lalu, terutama di negara bagian utara Uttar Pradesh.
Banyak dari minoritas Muslim yang berkekuatan 200 juta di negara itu takut akan hukum – dan daftar warga yang diperdebatkan – akan membuat mereka kehilangan kewarganegaraan.
Modi telah berusaha untuk menghilangkan ketakutan tetapi dalam beberapa minggu terakhir politisi dari partai sayap kanan perdana menteri menyebut demonstran “anti-nasional” dan “pengkhianat”. []
SUMBER: ISLAMTICS