ARAB SAUDI–Raja Arab Saudi, Raja Salman dilaporkan telah menjamu rabi Israel yang bermarkas di Yerusalem, David Rosen. Pertemuan pertama kalinya ini dilakukan kerajaan Arab Saudi di istana negara, Kamis (20/2/2020) pekan lalu.
Rosen lahir di Inggris tetapi pindah ke Israel beberapa tahun yang lalu. Dia merupakan anggota Kepala Komisi Rabi Israel untuk Dialog Antaragama. Rosen menghabiskan dua setengah hari di Ibu Kota Saudi, Riyadh, untuk menghadiri pertemuan Pusat Internasional Dialog Antaragama dan Antarbudaya (KAICIID Dialogue Center).
Pusat yang berbasis di Wina, yang dikenal sebagai KAICIID, didirikan delapan tahun lalu oleh raja Saudi sebelumnya, Abdullah bin Abdulaziz al-Saud. Namun, belum ada raja Saudi yang pernah mengundang dewan direksi tersebut ke istana kerajaan di Riyadh.
BACA JUGA: Penyitas Kanker Ginjal, Farid Feyadi Jalan Kaki dari Inggris ke Arab Saudi untuk Berhaji
Rosen mengatakan, pertemuan pekan lalu sebenarnya adalah kelompok antaragama pertama yang dipandu oleh Raja Salman.
“Dua tahun yang lalu, otoritas Saudi tidak akan mempertimbangkan untuk mengundang kami, dan terutama saya sebagai seorang rabi. Ini akan terlalu banyak untuk saat itu,” ujar Rosen.
“Dalam hal ini, resepsi di istana Kerajaan (Arab Saudi) adalah momen revolusioner,” imbuh dia yang mengaku dijamu dengan aneka makanan termasuk buah kurma.
Rosen, yang menjabat sebagai direktur urusan antaragama Komite Yahudi Amerika, adalah satu dari sembilan anggota dewan KAICIID yang menghadiri pertemuan dengan Raja Salman, dan satu-satunya yang mewakili Yudaisme. Delapan lainnya mewakili agama Buddha, Kristen, Hindu, dan Islam.
BACA JUGA: Ini Kisah Seorang Jutawan Arab Saudi yang Dua per Tiga Kekayaannya Dihabiskan untuk Amal
“Penjaga Dua Masjid Suci menyambut para anggota dewan, yang mengadakan pertemuan pertama mereka di Riyadh, dan menekankan pentingnya peran KAICIID dalam mengonsolidasikan prinsip-prinsip dialog dan koeksistensi antara agama dan budaya yang berbeda, mempromosikan nilai-nilai moderasi dan toleransi, serta memerangi semua bentuk ekstremisme dan terorisme,” kata organisasi itu dalam siaran pers. []
SUMBER: SINDO