“TUGAS belum selesai, susah banget sih… mana udah mepet deadline lagi.”
Begitulah yang sering dirasakan oleh mahasiswa tatkala mengerjakan tugas kuliah. Seakan-akan tugas kuliah menjadi beban untuknya, padahal mereka sendiri yang membuat tugas tersebut menjadi beban.
Banyak orang yang mengatakan kalau menjadi mahasiswa itu adalah masa-masa paling asik setelah masa SMA.
Status mahasiswa juga seakan menjadi impian banyak siswa yang ada di Indonesia. Masa perkuliahan merupakan masa dimana seorang remaja berproses menuju pendewasaan baik dari sikap maupun moral.
BACA JUGA: Preman Pilihan
Dalam masa perkuliahan, kita pasti selalu dihadapkan dengan masalah. Baik itu masalah ringan maupun yang berat. Saking beratnya, tidak jarang mahasiswa menjadi putus asa dan menyerah dalam menghadapi masalah tersebut. Termasuk menyelesaikan tugas kuliah.
Padahal dalam Al-Qur’an, Allah SWT telah menjanjikan bahwa setelah seorang hamba sedang mendapatkan kesulitan pasti Allah SWT akan di berikan jalan kemudahan dalam surat Al-Insyirah ayat 5 dan 6 :
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا , إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Artinya: “Maka sesungguhnya Bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya Bersama kesulitan ada kemudahan.”
Menurut penafsiran Buya Hamka dua ayat dalam surah Al-Insyirah diatas merupakan janji Allah SWT kepada Rasul-Nya, saat dihimpit kesulitan. Allah SWT bahkan memberikan penegasan dengan mengulangnya.
Semua bentuk ujian dari semua sisi, baik berupa kekayaan maupun kekurangan harta, karena dengan itu Allah Ta’ala ingin menyeleksi siapa diantara hambanya yang terbaik amalnya.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Mulk ayat 2 yang berbunyi :
ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلۡمَوۡتَ وَٱلۡحَيَوٰةَ لِيَبۡلُوَكُمۡ أَيُّكُمۡ أَحۡسَنُ عَمَلٗاۚ وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡغَفُور
Artinya: “Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun.”
Seorang mahasiswa yang baik tentu berbeda dalam menyikapi berbagai kesulitan hidup yang dihadapinya. Mereka memahami bahwa kesulitan dan ujian diberikan oleh Allah SWT dalam rangka menguji hamba-Nya.
Dan mereka tahu bahwa kesulitan itu dibuat untuk membedakan antara mereka yang benar-benar beriman dan mereka yang memiliki penyakit di hatinya.
Dinamika hidup yang sering kita lalui dan kita jalani, roda-roda kehidupan pun akan terus berputar dan selalu berubah, terkadang kita ada di atas, ada pula kita bisa berada di bawah.
Seperti di saat kita mendapatkan tugas yang mudah, tidak selalu akan mendapatkan yang mudah. Pasti suatu saat kita akan merasakan beratnya mengerjakan tugas yang mungkin belum kita kuasai materinya.
Terlebih lagi dalam situasi pandemi seperti sekarang. Semua kegiatan perkuliahan dilakukan secara online (tanpa tatap muka).
Tugas kuliah pun juga diberikan secara online, entah itu membuat rangkuman, membuat video berdakwah dan lain-lain tanpa bertatap muka langsung dengan dosen. Sehingga itu bisa mempermudah mahasiswa dalam mengerjakan tugasnya.
BACA JUGA: Kisah Seorang Mahasiswa Pecahkan Soal Matematika Tersulit di Dunia
Namun semua pasti bisa kita lakukan, selama kita berikhtiar dan berusaha untuk menyelesaikannya. Kita sering mengeluh tanpa kita mencoba terlebih dahulu. Karena kita tidak tahu apakah kita mampu atau tidak jika belum pernah mencobanya.
Mengeluh tanpa tindakan adalah suatu hal sangat sia-sia dan tidak ada hasilnya. Dan Allah tidak meridhoi hambanya yang melakukan perbuatan yang sia-sia.
Maka dari itu, sebagai mahasiswa yang baik jangan mudah berputus asa karena Allah SWT telah menjamin kemudahan dalam kesulitan dihadapi.
Allah SWT tidak akan memberikan ujian di atas kemampuan hamba-Nya dan Allah tahu mana yang terbaik supaya kita menjalaninya dan mana yang buruk supaya kita selalu menghindarinya. []
Surat Al Insyirah 1-8
اَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَۙ
A lam nasyraḥ laka ṣadrak
Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)?
وَوَضَعْنَا عَنْكَ وِزْرَكَۙ
Wa waḍa’nā ‘angka wizrak
dan Kami pun telah menurunkan bebanmu darimu,
الَّذِيْٓ اَنْقَضَ ظَهْرَكَۙ
Allażī angqaḍa ẓahrak
yang memberatkan punggungmu,
وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَۗ
Wa rafa’nā laka żikrak
dan Kami tinggikan sebutan (nama)mu bagimu.
فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۙ
Fa inna ma’al-‘usri yusrā
Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan,
اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۗ
Inna ma’al-‘usri yusrā
sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan.
BACA JUGA: Baca Surat Al-Waqiah Rezeki Lancar, Benarkah?
فَاِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْۙ
Fa iżā faragta fanṣab
Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain),
وَاِلٰى رَبِّكَ فَارْغَبْ
Wa ilā rabbika fargab
dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap. []