PEMUDA itu hendak pergi, tapi masih ada waktu luang, sehingga agar tubuhnya fresh ia akan tidur sejenak.
Ia memberiahu ibunya waktu jam terbang dan minta dibangunkan bila saatnya berangkat.
Melalui saluran radio ibunya mendengar berita cuaca sangat buruk, langit mendung dan angin bertiup kencang.
BACA JUGA: Pesan dalam Luka dan Kematian
Timbul khawatir pada diri sang ibu, rasa sayang pada anak semata wayang menjadikan hatinya ciut dan takut kehilangan. Takut kalau pesawat yang dinaiki putranya jatuh.
Sengaja sang ibu tak membangunkan putranya, dengan harapan sang buah hati tak jadi pergi hari ini. Biarlah esok atau lusa setelah cuaca di langit bangus untuk penerbangan sebuah pesawat.
Setelah jadwal penerbangan lewat, setelah yakin bahwa pesawatnya terbang, barulah sang ibu beranjak untuk membangunkan putranya.
Terbelalak hati sang ibu mendapati kenyataan, putra tercinta ternyata meninggal di tempat tidurnya.
“Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu.” (QS. Al Jumuah: 8)
Peristiwa ini diceritakan dalam surat kabar al-Qashim, sebuah Koran yang terbit di Saudi. Juga diceritakan Dr. Aidh Al-Qarni dalam karya legendarisnya, La Tahzan. Bahwa kematian tak bisa dihindari oleh siapa pun, tak bisa berlindung dan lari ke manapun.
Di medan perang ada kematian, di tempat tidur dengan kasur empuk pun ada kematian. Di jalan ada kematian, tinggal di rumah pun ada kematian. Di hutan belantara ada kematian, di kota penuh keramaian pun ada kematian.
BACA JUGA: Waktu Bayi Dibuang Ibunya ke Tong Sampah, Kini Pria Ini Jadi Miliarder
“Sesungguhnya kematian terus mendekati kita,” nasihat Sayyidina Ali bin Ali Thalib, “Dan dunia terus meninggalkan kita. Maka jadilah kalian anak-anak akhirat dan janganlah kalian menjadi anak-anak dunia. Sesungguhnya hari ini beramal dan tidak ada hisab, dan esok adalah hisab dan tidak ada lagi beramal.”
Nasihat Sayyidina Ali ini mengingatkan kita untuk senantiasa menyiapkan diri menghadapi kematian, karena ia semakin dekat dengan kita. Maka mentaubati dosa-dosa, mohon ampun atas kesalahan, bimbingan dalam kebenaran, dan istiqamah dalam kebaikan merupakan suatu kemestian.
Semoga Allah ampuni segala silap dan alpa, dituntun dalam kebaikan, istiqamah, hingga husnul khatimah. []