JAKARTA–Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin, berpesan kepada presiden agar tidak boleh mengganggap remeh soal rasisme terhadap Papua.
Hal tersebut disampaikannya usai memimpin rapat Pleno ke-42 Dewan Pertimbangan MUI dengan tema “Peran Umat Islam yang terlupakan dalam Pembentukan Negara RI” di kantor MUI, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (28/8).
BACA JUGA: MUI Harapkan Klarifikasi UAS Redamkan Suasana
“Meremehkan masalah Papua di depan mata, ini tidak baik, tidak arif dan coba,” ujarnya.
Menurutnya, masalah Papua harus ditempuh melalui pendekatan dialogis, persuasif namun berkeadilan. “Jangan ke pihak ini begini, jangan ke pihak lain sesudahnya begini, jika tidak ada keterwakilan dari pemerintahan penegakan ini, berpotensi menggangu kerukunan,” ungkapnya.
Untuk diketahui, pada peringatan Hari Kemerdekaan RI pada Sabtu lalu, 17 Agustus 2019, terjadi penggerebekan Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan Nomor 10, Pacar Keling, Kota Surabaya, Jawa Timur.
BACA JUGA: Ada Upaya Hilangkan Jejak Islam, Wantim MUI: Sejarah Harus Diluruskan
Penggerebekan dilakukan oleh aparat TNI diikuti pengepungan Satpol PP dan ormas. Sebanyak 42 mahasiswa digelandang ke Kantor Polres Surabaya. Diduga penggerebekan dipicu kesalahpahaman setelah Bendera Merah Putih milik Pemerintah Kota Surabaya jatuh di depan asrama. Sedangkan di Malang terjadi bentrokan polisi dengan mahasiswa asal Papua yang demonstrasi pada 15 Agustus 2019. []