JAKARTA—Utusan khusus presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban (UKP-DKAP) Prof. Dr. KH. Sirajuddin Muhammad Syamsuddin merasa prihatin dan mengecam keras penyerangan dengan kekerasan menggunakan senjata tajam atas jemaat Gereja Lidwina Sleman yang sedang menunaikan misa/kebaktian.
Dirinya juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban. “Kita mengecam keras tindakan tersebut sebagai bentuk kebiadaban yang tidak bisa ditoleransi,” tegasnya kepada Islampos.com di Jakarta, Senin (12/2).
Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini pun menjelaskan, kejadian tersebut dan beberapa kejadian serupa sebelumnya (yaitu tindak kekeraan atas seorang kiyai/ulama di Cicalengka, atas seorang aktifis Persatuan Islam di Bandung hingga tewas.
“Kemudian penyerangan atas seorang Bikshu Buddha di Tangerang, dan ancaman atas tokoh ulama Jawa Barat oleh seorang yang disinyalir mengalami gangguan jiwa gila secara logis dapat diduga tidaklah berdiri sendiri,” ungkapnya.
Hal tersebut, kata dia karena kejadiannya terjadi hampir bersamaan dan peristiwa yang terakhir sama-sama menyasar lambang keagamaan, baik figur agama maupun tempat ibadat.
“Begitu pula, pelakunya disimpulkan sebagai orang gila. Berdasarkan hal tadi, kejadian tersebut seperti dikendalikan oleh suatu skenario sistemik yang bertujuan untuk menyebarkan rasa takut dan pertentangan antar umat beragama, dan akhirnya menciptakan instabilitas nasional,” pungkasnya. []
Reporter: Rhio