JAKARTA — Ketua Dewan Pertimbangan MUI Pusat Prof Din Syamsuddin mengecam keras aksi pengeboman yang terjadi di beberapa gereja dan hotel di Sri Lanka, Ahad (21/4/2019).
Menurutnya, insiden tersebut termasuk tindakan brutal dan barbar. Seperti diketahui, meledak bom terjadi pada saat umat Kristiani sedang memperingati Hari Paskah.
BACA JUGA: Terbaru: Korban Serangan Bom di Sri Lanka, 207 Tewas 450 Luka-luka
“Mengecam keras tindakan brutal dan barbar tersebut yang menewaskan manusia tidak berdosa,” ujarnya Senin (22/4/2019).
Dirinya juga belasungkawa kepada pihak keluarga korban. Ia juga menghaturkan rasa simpati yang sedalam-khusus untuk umat Kristiani.
Din memandang, tindakan itu adalah bentuk kejahatan terhadap perlakuan. Pelakunya tidak memiliki rasa perikemanusiaan. Selain itu, kata dia ledakan tersebut dilakukan di rumah ibadah umat beragama, yaitu kompilasi umat Kristiani yang sedang menjalani Hari Paskah.
“Peledakan bom di rumah ibadat seperti itu, berdimensi memecah belah umat beragama, maka diserukan juga untuk semua umat beragama agar tidak terpecah belah dan mau diadu domba sesuai dengan yang diinginkan,” ungkap Presiden Konferensi Asia tentang Agama untuk Perdamaian (ACRP) ini.
BACA JUGA: Teror di Srilanka, MUI: Jangan Kaitkan Pelaku Kejahatan Dengan Agama yang Dianut
Sebanyak delapan bom meledak di tiga gereja, empat hotel, dan satu rumah warga di Sri Lanka. Korban tewas dilaporkan mencapai lebih dari 200 orang. Dari delapan serangan bom, enam di antaranya terjadi dalam waktu hampir bersamaan.
Menurut laporan New York Times, ledakan pertama dan yang paling dahsyat terjadi di Gereja St Sebastian, Negombo, sekitar pukul 08.45 waktu setempat. Bom meledak saat umat Kristen Sri Lanka sedang merayakan hari raya Paskah. []
REPORTER: RHIO