KETIKA masa Dinasti Utsmani, setiap pintu rumah disediakan dua pengetuk, salah satunya kecil, dan yang lainnya besar.
Ketika pintu diketuk oleh pengetuk kecil, maka dapat diketahui bahwa yang mengetuk adalah seorang perempuan, maka yang keluar untuk membuka pintu adalah sang Istri pemilik rumah.
Sedangkan ketika pintu diketuk oleh pengetuk besar, maka dapat diketahui bahwa yang mengetuk adalah seorang lelaki, maka suamilah yang berhak untuk membuka pintu.
BACA JUGA:Â Sejarah Berdirinya Bank Ribawi dalam Meruntuhkan Turki Ustmani
Dan ketika pemilik rumah sakit, maka ditaruhlah di depan rumahnya karangan bunga mawar merah sebagai tanda kepada pejalan kaki dan orang-orang yang berlalu-lalang bahwa di rumah tersebut ada yang sedang sakit, sehingga mereka tidak membuat kegaduhan, atau meninggikan suara di depan rumahnya.
Sekilas Dinasti Ustmani
Kerajaan Turki usmani didirikan oleh bangsa pengembara Turki dari kabilah Orguz yang mendiami daerah Asia tengah atau daerah utara Cina. Mereka masuk islam sekitar abad ke-9 atau ke-10.
Pada abad ke-13, di karenakan adanya tekanan Bangsa Mongol, atas perintah kepala kabilah Sulaiman Syah, sejumlah kira-kira 400 kepala keluarga yang di pimpin oleh putranya Ertoghul mengungsi ke saudara mereka Turki Saljuk yang berpusat di Konya Anatolia daerah dataran tinggi.
Asia Kecil, dan merekapun mengabdikan diri kepada Sultan Turki Saljuk Alauddin II yang kebetulan sedang berperang melawan kemaharajaan Romawi Timur Bizantim.
Berkat bantuan mereka, Sultan Alauddin II dapat meraih kemenangan dan Sultan menghadiahkan untuk mereka sebidang tanah di Asia kecil, yang berbatasan dengan Bizantium. Sejak saat itu merekapun membangun daerahnya dan menjadikan Syukud sebagai ibu kota.
BACA JUGA:Â Kisah Sultan Jamshid bin Abdullah al-Said, 56 Tahun Mengasingkan Diri di Rumah Sederhana
Pada tahun 1289 M Erthoghul meninggal, digantikan oleh putranya Usman sebagai penerus kepemimpinan yang Sebagaimana ayahnya Usman juga banyak berjasa kepada sultan. Kemenangan dalam setiap pertempuran banyak di raih Usman sehingga Sultan pun semakin bersimpati dan banyak memberi hak istimewa pada Usman.
Hingga pada tahun 1300 M, bangsa Mongol menyerang dan mengakibatkan Sultan Alauddin II terbunuh dengan tanpa meninggalkan putra sebagai pewaris tahta.
Sebab itu Usman pun memproklamirkan kemerdekaan sebagai Padisyah Al Usman dalam kesultanan Usmani. Dalam kepemimpinannya, Kerajaan semakin luas dan kuat sehingga dapat menduduki benteng-benteng Bizantium dan menaklukan kota Broessa yang pada tahun 1326 M menjadi ibu kota kerajaan. []
SUMBER:Â NAWANGWULANDARITHNZ
Hebat ya? [dedih mulyadi/islampos] []