DICERITAKAN suatu ketika Qais bin Ibad r.a. sedang duduk di dalam Masjid Madina. Kemudian, masuklah seorang lelaki yang di wajahnya memancarkan keteduhan.
Lelaki itu kemudian melaksanakan salat dua rakaat dan setelahnya segera keluar dari masjid. Para sahabat yang juga berada di dalam masjid kemudian berkata kalau lelaki itu termasuk penghuni surga.
Qais bin Ibad yang merasa penasaran kemudian mengikuti lelaki tersebut. Demikianlah keutamaan para sahabat Nabi.
Ketika mengetahui bahwa salah seorang dari mereka diberi kabar gembira akan jannah maka mereka akan segera mencari tahu apa yang menyebabkan hal tersebut.
Mereka juga ingin melakukan hal tersebut agar bisa masuk jannah juga nantinya.
BACA JUGA: Surga Paling Dekat: Rumah Kita
“Wahai saudaraku, ketika engkau masuk masjid tadi, orang-orang mengatakan bahwa engkau termasuk penghuni surga. Sekiranya apa yang menyebabkan engkau memperoleh keutamaan itu,” tanya Qais bin Ibad pada lelaki tersebut.
“Masya Allah. Sesungguhnya tidaklah pantas seseorang mengatakan apa yang tidak diketahuinya. Baiklah, akan aku ceritakan apa yang terjadi sebenarnya.”
Maka, lelaki itu pun bercerita, “Ketika Rasulullah masih hidup, aku pernah bermimpi dan menceritakan mimpiku itu kepada beliau. Dalam mimpi itu, seolah-olah aku berada di tengah sebuah taman yang sangat luas dan subur.
Di tengah taman tersebut terdapat beberapa buah tiang dari besi yang pangkalnya menancap kuat ke dalam bumi, sedang ujungnya tinggi mencapai langit. Di Ujung besi tersebut terdapat tali lalu tali itu berkata kepadaku, “Naiklah!”
Aku pun menjawab bahwa aku tak bisa memanjat. Tapi, kemudian aku menyingsingkan bajuku lalu memanjat hingga tiba di bagian paling atas sehingga aku bisa mencapai tali tersebut.
BACA JUGA: Begini Cara Membangun Surga di Dunia
“Pegangi aku kuat-kuat!” perintah tali tersebut. Setelah itu aku pun terbangun.
“Sesungguhnya taman yang ada adalah Islam dan tiangnya ialah sendi-sendi Islam. Tali yang dimaksud adalah laa ilaaha Ilallah. Sungguh engkau akan tetap berada dalam agama Islam hingga kematian menjemputmu,” kata Rasulullah menjabarkan mimpi tersebut. (H.R. Bukhari). []
Sumber: Para Abdullah di SekitarRasulullah/ Haeriah Syamsuddin/Khazanah Intelektual/ 2013