ISLAM mengajarkan adab yang baik untuk diterapkan dalam kehidupan. Contoh langsung atau role model dari praktik tersebut ada dalam diri Nabi Muhammad SAW.
Nabi SAW pernah mengingatkan manusia untuk menghindari beberapa perbuatan. Termasuk diantaranya adalah perbuatan dua orang pengundang laknat.
Rasulullah SAW bersabda:
“Waspadalah terhadap dua orang pengundang laknat. ”Para sahabat bertanya, “Siapakah dua orang pengundang laknat itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Mereka adalah orang yang, buang hajat di tengah jalan dan orang yang buang hajat di tempat bernaung manusia.” (HR. Ahmad dan Muslim)
“Tidaklah seseorang dari kalian buang air kecil di air yang tergenang, lalu mandi dengan air itu.” (HR. Muttafaq ‘Alaih)
Diriwayatkan dari Jabir, bahwa Rasulullah melarang air yang tergenang dikencingi. (HR. Muslim)
Beliau juga bersabda, “jika salah seorang dari kalian minum, maka jangan bernapas di dalam cangkirnya. Dan jika ingin buang air, maka jangan menyentuh kemaluannya dan jangan membersihkannya dengan tangan kanannya.”
Dalam hadis tersebut terdapat petunjuk kepada adab yang baik ketika buang air kecil maupun besar.
BACA JUGA: Buang Air Kecil, Ada Adabnya Juga Lho
Dalam beberapa hadist di atas juga diterangkan tentang dilarangnya buang air kecil atau kencing di sembarang tempat. Sebab terdapat berbagai penyakit yang dapat merusak kesehatan manusia.
Dikutip dari buku Buku Pintar Sains dalam Alquran karya Dr Nadiah Thayyarah, terdapat sebuah riwayat hadist yang menjelaskan tentang pentingnya menjaga kebersihan. Khususnya setelah membuang air kecil atau besar.
Dari Abi Al-Ghadiyah al-Yamami, ia berkata:
“Saya datang ke Madinah. Kemudian datanglah utusan Katsir ibn ash-Shillat. Rasulullah lalu memanggil mereka, namun tak seorang pun yang bangkit kecuali Abu Hurairah dan lima orang dari mereka. Aku salah satunya. Mereka lalu bangkit dan makan. Kemudian Abu Hurairah mencuci tangannya, lalu berseru, “Demi Allah, wahai penghuni masjid, kalian telah durhaka kepada Abu al-Qasim.” (HR. Ahmad)
Aturan yang diterapkan tersebut tidaklah sembarangan. Nyatanya, ilmu pengetahuan modern mengungkap adanya hubungan antara ketidakbersihan dan pencemaran dengan timbulnya penyakit, baik oleh bakteri atau virus.
Ada beberapa penyakit yang bisa menular melalui makanan atau air yang tercemar kotoran (melalui lubang anus atau mulut). Misalnya, demam tipus atau tifoid, kolera, disentri amuba, infeksi liver dan flu usus yang gejalanya berupa mencret dan muntah berat.
Demam tipus adalah penyakit umum yang timbul akibat bakteri Salmonella dan hanya menyerang manusia saja. Secara klinis, gejalanya berupa tubuh lemas, demam dan gangguan pada perut, pembengkakan pada limpa, serta kekurangan sel darah putih.
BACA JUGA: Ini 3 Tempat Terlarang untuk Buang Hajat Menurut Hadits
Bakteri Salmonella akan masuk ke dalam tubuh melalui mulut. Salmonella tipus ini bisa keluar bersama tinja, sebagaimana juga melalui urine. Walau pasien demam tipus telah sembuh, ia tetap membawa bakteri Salmonella.
Bakteri ini mengendap di dua tempat; pada kantong empedu dan ginjal. Dari kantong empedu, bakteri ini bergerak menuju usus lalu keluar bersama feses. Kemudian, dari ginjal, bakteri ini akan keluar melalui urine.
Larangan buang air besar di jalanan dan buang air kecil di air tergenang itu sungguh petunjuk pada kebaikan. Sebab, jika buang airsembarangan, tinja dan urine penderita‘demam tipus bisa saja mencemari tanah, debu, dan air dengan bakteri Salmonella.
Apalagi bakteri ini dapat bertahan hidup di tanah bcrsama fcse‘ selama enam minggu, sedang di air minimal selama empat minggu.
Rasulullah juga memerintahkan kita untuk mencuci tangan dan tidak menggunakan tangan kanan untuk membersihkan diri sehabis buang air. Secara ilmiah, telah terbukti bahwa sebagian besar kasus keracunan makanan, tipus, dan disentri usus disebabkan oleh orang-orang mikroba penyakit yang masuk ke tubuh melalui mulut. []
Referensi: Buku Pintar Sains dalam Alquran karya Dr Nadiah Thayyarah