YOGYA—Demonstrasi yang digelar ratusan massa Gerakan 1 Mei di simpang tiga kampus UIN Yogya berakhir ricuh. Sejumlah oknum ditenggarai melakukan pelemparan bom molotov, merusak rambu-rambu lalu-lintas dan yang miris adalah dengan ditemukannya coretan ‘bunuh sultan’.
Coretan ‘bunuh sultan’ itu ditemukan di sejumlah titik di pagar UIN Sunan Kalijaga Yogya, bahkan ditemukan pula di badan bus dan di atas spanduk komersial yang ada di wilayah unjuk rasa itu. Sejauh ini Polisi telah mengamankan 6 orang yang diduga sebagai pelaku dan provokator.
Di sejumlah tempat seperti di pagar UIN Sunan Kalijaga misalnya, terdapat tulisan ‘bunuh sultan’. Tulisan itu pun juga ditemukan di badan bus dan di spanduk iklan komersial yang terdapat di area aksi tersebut.
Terkait coretan bernada penghinaan bahkan mengarah kepada ancaman tersebut, Ketua Sekber Keistimewaan Widihasto mengaku sangat kecewa.
Mereka menurut Widihasto dinilai tidak mengedepankan budaya masyarakat Yogyakarta, dan tulisan tersebut sangat provokatif dan menghina Ngarso Dalem (Sultan HB X)
“Saya juga mantan aktivis 98 namun saat berdemo tidak melakukan tindakan yang menciderai masyarakat Yogyakarta dan tetap mengedepankan sopan santun,” ujarnya.
Widihasto yang merupakan Alumni Fisipol Atmajaya Yogyakarta itu mengaku, bahwa pihaknya sudah mengantongi bukti tindakan yang sudah mengarah ke tindakan kriminal dan akan segera ditindaklanjuti ke ranah hukum.
“Saya sudah pegang buktinya dan jika perlu diselesaikan lewat jalur hukum,”ucapnya.
Namun, Hasto tak percaya jika mahasiswa mampu berbuat aksi brutal hingga menulis ancaman terhadap Raja Keraton Yogyakarta. Menurut Hasto, sangat mungkin mahasiswa disusupi oleh pihak-pihak tertentu.
“Dugaan saya itu mungkin oknum dan akan segera ditelusuri karena munculnya tulisan baru sore,” ujarnya. []
Sumber: Viva