AMERIKA SERIKAT—Somalia dilaporkan telah mengusir seorang diplomat tinggi PBB. Untuk itu Dewan Keamanan PBB mengatakan mereka mengharapkan kerja sama penuh antara Somalia dan PBB.
Pada Ahad (6/1/2019) Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyatakan penyesalannya terhadap keputusan pemerintah Somalia yang mengusir representatif khususnya, Nicholas Haysom.
BACA JUGA:Â Pentagon: Kini, AS Miliki Banyak Tentara di Somalia
“Anggota Dewan Keamanan menegaskan bahwa 2019 akan menjadi tahun kritis bagi Somalia dan meminta para pemimpinnya untuk bekerja sama memajukan reformasi politik dan keamanan,” tegas Guterres.
Pernyataan itu juga mengatakan bahwa meskipun DK PBB menyesali keputusan Somalia, DK masih mendukung upaya masyarakat internasional untuk perdamaian di Somalia, dan mengharapkan “kerja sama penuh antara Somalia dan PBB.”
“Demi kepentingan rakyat Somalia dan pekerjaan misi PBB di Somalia, saya akan menunjuk seorang Representatif Khusus dan kepala misi baru,” tambah Sekjen PBB itu.
Pekan lalu, pemerintah Somalia mengumumkan pengacara kawakan Afrika Selatan dan pejabat senior PBB Haysom sebagai persona non grata dan menuding mereka mencampuri urusan dalam negeri negara itu.
BACA JUGA:Â Resmi Jadi Anggota, Bendera Indonesia Terpancang di Markas PBB
Haysom diduga mempertanyakan mengapa pemerintah masih menahan mantan komandan kelompok pemberontak al-Shabab, Mukhtar Robow, yang membelot dan mencalonkan diri untuk jabatan publik.
Pendukung Robow pun menggelar aksi protes di barat daya Somalia yang menyebabkan 15 orang tewas. []
SUMBER: ANADOLU