KUALA LUMPUR — Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah mengaku “sangat jijik” atas tudingan Kementerian Luar Negeri Israel yang menuduh Kuala Lumpur menentang semangat Olimpiade dan menyebut Perdana Menteri Mahathir Mohamad sebagai seorang anti-Semit yang fanatik.
Menteri Saifuddin Abdullah mengatakan selama lebih dari setengah abad Israel terus mengabaikan hak-hak rakyat Palestina sambil melakukan kebijakan dan praktik yang tidak manusiawi. Menurutnya, tindakan rezim Zionis itu jelas-jelas merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional.
BACA JUGA: Hamas Puji Keputusan Malaysia Tolak Visa Masuk Atlet Israel
Dia menegaskan bahwa Malaysia telah dan akan selalu menjadi pendukung setia perjuangan Palestina, yang ditopang oleh komitmen jangka panjangnya terhadap pemulihan hak-hak dan kebebasan Palestina.
Pernyataan senada juga diungkapkan, Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia Syed Saddiq Syed Abdul Rahman.Menurutnya, Israel tidak bisa disangkal sebagai negara munafik terbesar.
Dia mengatakan Israel mengecam Malaysia karena “mempolitisasi olahraga”, tetapi Israel lupa bagaimana mereka secara ilegal menunjuk diri mereka sebagai “penjaga” Palestina dengan memutuskan siapa yang bisa dan tidak bisa bermain melawan atlet Palestina di negara mereka sendiri.
“Apakah Israel munafik lupa bagaimana mereka secara ilegal mengontrol atlet Palestina mana yang dapat meninggalkan tanah airnya untuk pelatihan atau turnamen?” katanya, “Bukankah itu politisasi olahraga? Sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia, saya berdiri teguh dengan keputusan Malaysia,” lanjutnya.
BACA JUGA: Malaysia Larang Atlet Israel Ikut Kejuaraan Renang Dunia
Sebeumnya, juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel Emmanuel Nahshon meminta Komite Paralimpiade Internasional, yang mengorganisir kompetisi, untuk mengubah lokasi kejuaraan jika tidak dapat membujuk Malaysia untuk mencabut keputusannya melarang atlet Israel bertanding di negara tersebut.
“Ini memalukan dan sama sekali menentang semangat Olimpiade,” kata Nahshon dalam sebuah pernyataan.
Pernyataan itu meluncur sebagai tanggapan atas sikap Perdana Menteri Malaysia, Mahatir Mohammad yang melarang atlit Israel ikut serta dalam kejuaraan 29 Juli-4 Agustus di Sarawak. Acara itu merupakan kualifikasi menuju Olimpiade Tokyo 2020. []
SUMBER: THE STAR