“YA ALLAH sekiranya aku bertemu musuh esok, maka pertemukanlah aku dengan musuh yang bertenaga kuat dan tinggi emosinya. Aku akan membunuh dan merampas miliknya.”
“Ya Allah sekiranya aku bertemu musuh esok, maka pertemukanlah aku dengan musuh yang bertenaga kuat dan tinggi emosinya. Aku akan membunuhnya karena-Mu. Kemudian orang itu membunuhku dan memotong hidung serta kedua telingaku. Jadi, apabila engkau menanyakan ada apa dengan hidung dan telingaku maka aku akan menjawab, “Ya Allah hidung dan telingaku dipotong oleh musuh karena-Mu dan karena Rasul-Mu semata.’ Lalu Engkau berkata, “Engkau benar, ya Abdullah!”
BACA JUGA: Pemuda Tampan di Perang Uhud
Itulah doa Abdullah bin Jahsy dan juga Sa’ad bin Abi Waqqash ketika perang Uhud berkecamuk.
Ternyata Allah mengabulkan doa Abdullah bin Jahsy pada hari itu juga. Sa’ad bin Abi Waqqash menceritakan bahwa keesokan harinya ia melihat kedua telinga serta ujung hidung Abdullah bin Jahsy digantung dengan seutas tali.
Itulah perang yang seakan membuat kaum Quraisy menemukan pelampiasan atas kekalahannya di Perang Badar.
Mereka memperlakukan jasad-jasad kaum muslimin bak seekor srigala yang rakus. Perlakuan itu juga yang diterima oleh jasad Hamzah bin Abdul Muthalib.
BACA JUGA: Sebab Terjadinya Perang Uhud
Perang itu membuat kaum muslimin bersedih, karena banyak tokoh-tokoh terbaik yang syahid lebih dahulu. Rasulullah dan kaum muslimin menguburkan jenazah Abdullah bin Jahsy bersamaan dengan Hamzah bin Abdul Muthalib. []
Sumber: Haeriah Syamsudin. 2013. Para Abdullah di Sekitar Rasulullah. Bandung: Khazanah Intelektual.