ADAKAH doa yang bisa kita amalkan agar tidak mengulangi dosa? Perlu diketahui bahwa jika seorang Muslim sudah mengakui dosa-dosanya dan dia bertaubat, maka yang seharusnya dia lakukan adalah istiqamah dalam taubatnya.
Mengutip Republika, Ustadz Amir Faisol Fath menjelaskan bagaimana cara seseorang istiqamah dalam taubat agar tidak mengulangi dosa. Menurutnya, agar kita istiqamah dalam ketaatan, maka kita harus bergaul dengan orang-orang yang baik, menjauhi hal-hal yang dilarang Allah, dan terus berhusnuzhan kepada Allah dalam setiap situasi.
Ustadz Amir Faisol juga menganjurkan agar kita selalu berdoa kepada Allah agar dikuatkan dalam jalan keistiqamahan dan kemudahan, sehingga terhindar dari perilaku maksiat. Agar tidak mengulangi dosa yang pernah dilakukan, kita bisa mengamalkan salah satu doa memohon keistiqamahan dalam taubat yang bersumber dari Alquran.
BACA JUGA: Dosa Zina dan 21 Dampak Buruknya
Doa agar Tidak Mengulangi Dosa dan 10 Dampak Maksiat
Allah SWT berfirman dalam Alquran Surah Ali Imran ayat 133, “Rabbana laa tuzigh qulubana ba’da idz hadaitana wahablana min ladunka rahmah, innaka antal-wahhab,”. Yang artinya, “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami. Dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karena sesungguhnya Engkau-lah Mahapemberi (karunia),”.
Ketika keistiqamahan itu sudah datang, diperlukan pikiran jernih untuk selalu berhusnuzhan kepada Allah. Dengan segala kebesaran yang Allah SWT miliki, maka ujian dan musibah apa pun yang menghampiri seseorang sejatinya akan dengan ringan dilalui.
“Karena apa? Ketika kita mengakui Kebesaran Allah, maka kita tidak akan kecewa jika tertimpa musibah maupun ujian. Kita yakin Allah SWT selalu ada di sisi hamba-hamba-Nya yang shaleh,” kata Ustadz Amir Faisol.
Yang tak kalah penting dalam menghindari dosa selain doa agar tidak mengulangi dosa tersebut adalah dengan mengingat dampak buruknya. Ibnu Qayim al-Jauziyah menerangkan sedikitnya ada sepuluh dampak buruk dari perbuatan dosa atau maksiat, di antaranya:
Doa agar Tidak Mengulangi Dosa dan 10 Dampak Maksiat
1. Maksiat Menghalangi Rezeki
Jika ketakwaan adalah penyebab datangnya rezeki. Maka meninggalkannya berarti menimbulkan kefakiran. “Seorang hamba dicegah dari rezeki akibat dosa yang diperbuatnya” (HR. Ahmad).
2. Maksiat Menghalangi Ilmu Pengetahuan
Ilmu adalah cahaya yang dipancarkan ke dalam hati. Namun, kemaksiatan dalam hati dapat menghalangi dan memadamkan cahaya tersebut. Ketika Imam Malik melihat kecerdasan dan daya hafal Imam Syafi’i yang luar biasa, beliau (Imam Malik) berkata, “Aku melihat Allah Swt telah menyiratkan cahaya di hatimu, wahai anakku. Janganlah engkau padamkan cahaya itu dengan maksiat.”
3. Maksiat Menimbulkan Jarak Dengan Allah Swt
Diriwayatkan ada seorang laki-laki yang mengeluh kepada seorang arif tentang kesunyian jiwanya. Sang arif berpesan, “Jika kegersangan hatimu akibat dosa-dosa, maka tinggalkanlah (perbuatan dosa itu). Dalam hati kita, tak ada perkara yang lebih pahit daripada kegersangan dosa diatas dosa.”
4. Maksiat Menghalangi Ketaatan
Orang yang melakukan dosa dan maksiat akan cenderung untuk memutuskan ketaatan. Seperti selayaknya orang yang satu kali makan tetapi mengalami sakit berkepanjangan dan menghalanginya dari memakan makanan lain yang lebih baik.
5. Maksiat Memperpendek Umur dan Menghapus Keberkahan
Pada dasarnya, umur manusia dihitung dari masa hidupnya. Sementara itu tak ada yang namanya hidup kecuali jika kehidupan itu dihabiskan dengan ketaatan, ibadah, cinta dan dzikir kepada Allah serta mementingkan keridhaan-Nya.
6. Maksiat Menjauhkan Pelakunya dengan Orang Lain
Maksiat menjauhkan pelakunya dari orang lain, terutama dari golongan yang baik. Semakin berat tekanannya, maka semakin jauh pula jaraknya hingga berbagai manfaat dari orang yang baik terhalangi. Kesunyian dan kegersangan ini semakin menguat hingga berpengaruh pada hubungan dengan keluarga, anak-anak dan hati nuraninya sendiri.
Seorang salaf berkata, “Sesungguhnya aku bermaksiat kepada Allah Swt, maka aku lihat pengaruhnya pada perilaku binatang (kendaraan) dan istriku.”
7. Maksiat Menyulitkan Urusan
Jika ketakwaan dapat memudahkan segala urusan, maka pelaku maksiat akan menghadapi kesulitan dalam menghadapi segala urusannya. Maksiat Menggelapkan Hati Ketaatan adalah cahaya, sedangkan maksiat adalah gelap gulita.
Ibnu Abbas ra berkata, “Sesungguhnya perbuatan baik itu mendatangkan kecerahan pada wajah dan cahaya pada hati, kekuatan badan dan kecintaan. Sebaliknya, perbuatan buruk itu mengundang ketidakceriaan pada raut muka, kegelapan di dalam kubur dan di hati, kelemahan badan, susutnya rizki dan kebencian makhluk.”
Doa agar Tidak Mengulangi Dosa dan 10 Dampak Maksiat
BACA JUGA: Inilah 4 Macam Dosa Menurut Ibnu Qayyim Al Jauziah
8. Maksiat Melemahkan Hati dan Badan
Kekuatan seorang mukmin terpancar dari kekuatan hatinya. Jika hatinya kuat maka kuatlah badannya. Tapi bagi pelaku maksiat, meskipun badannya kuat, sesungguhnya dia sangat lemah jika kekuatan itu sedang dia butuhkan, hingga kekuatan pada dirinya sering menipu dirinya sendiri. Lihatlah bagaimana kekuatan fisik dan hati kaum muslimin yang telah mengalahkan kekuatan fisik bangsa Persia dan Romawi.
9. Maksiat Menumbuhkan Maksiat Lain
Seorang ulama Salaf berkata, bahwa jika seorang hamba melakukan kebaikan, maka hal tersebut akan mendorong dia untuk melakukan kebaikan yang lain dan seterusnya. Dan jika seorang hamba melakukan keburukan, maka dia pun akan cenderung untuk melakukan keburukan yang lain sehingga keburukan itu menjadi kebiasaan bagi si pelaku.
10. Maksiat Mematikan Bisikan Hati Nurani
Maksiat dapat melemahkan hati dari kebaikan dan sebaliknya akan menguatkan kehendak untuk berbuat maksiat yang lain. Maksiat pun dapat memutuskan keinginan untuk bertobat. Inilah yang akan menjadi penyakit hati yang paling besar.
Itulah doa agar tidak mengulangi dosa yang bisa kita amalkan dan sepuluh dampak maksiat yang sebagai pengingat bagi kita. Semoga dengan mengamalkan doa agar tidak mengulangi dosa tersebut, Allah SWT memberikan rahmat-Nya kepada kita sehingga isiqamah dalam jalan yang lurus. Wallahu a’lam. []