PENGHUJUNG dan awal tahun biasanya dipenuhi hari libur. Momen ini pun sangat dinantikan banyak orang. Hari libur di akhir sekaligus awal tahun kerap dijadikan momen liburan panjang bersama keluarga. Tak sedikit yang melakukan trip atau perjalanan ke berbagai destinasi wisata.
Dalam Islam, bepergian atau melakukan perjalanan jarak jauh disebut dengan safar. Rasulullah SAW dan para sahabat juga diriwayatkan pernah melakukan safar. Bahkan, ada doa yang dianjurkan sebelum safar.
BACA JUGA: Jarak Safar
Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا خَرَجَ الرَّجُلُ مِنْ بَيْتِهِ فَقَالَ بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ، قَالَ: يُقَالُ حِينَئِذٍ: هُدِيتَ، وَكُفِيتَ، وَوُقِيتَ، فَتَتَنَحَّى لَهُ الشَّيَاطِينُ، فَيَقُولُ لَهُ شَيْطَانٌ آخَرُ: كَيْفَ لَكَ بِرَجُلٍ قَدْ هُدِيَ وَكُفِيَ وَوُقِيَ؟
“Apabila seseorang keluar dari rumahnya kemudian dia membaca doa: bismillaahi tawakkaltu ‘alallahi laa haula walaa quwwata illaa billah (dengan menyebut nama Allah, yang tidak ada daya tidak ada kekuatan kecuali atas izin Allah), maka dikatakan kepadanya, ‘Kamu akan diberi petunjuk, kamu akan dicukupi kebutuhannya, dan kamu akan dilindungi’. Seketika itu setan-setan pun menjauh darinya. Lalu salah satu setan berkata kepada temannya, ‘Bagaimana mungkin kalian bisa mengganggu orang yang telah diberi petunjuk, dicukupi, dan dilindungi (oleh Allah)'” (HR. Abu Daud no. 5095, At Tirmidzi no. 3426; dishahih oleh Al-Albani dalam Shahih Abu Daud).
Selain berdoa, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan setika melakukan safar.Salah satunya adalah adab.
Nah, berikut ini adab ketika melakukan safar:
Tidak Sendirian
Seorang muslim hendaknya tidak melakukan safar sendirian, tetapi mengajak teman. Dianjurkan mengajak teman perjalanan yang sholeh untuk menghindari perilaku maksiat.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dalam hadits riwayat Bukhari bersabda:
لو يعلمُ الناسُ ما في الوَحْدَةِ ما أعلَمُ، ما سار راكبٌ بليلٍ وَحْدَه
“Andaikan orang-orang mengetahui akibat dari bersafar sendirian sebagaimana yang aku ketahui, maka mereka tidak akan bersafar di malam hari sendirian.”
Tetap melakukan shalat
Kewajiban shalat tidak gugur bagi orang yang melakukan safar. Mereka tetap wajib mendirikan shalat. Namun, shalaltnya boleh dijamak atau menggabungkan sholat ketika safar. Zuhur dijamak dengan Asar, Magrib dengan Isya. Namun shalat Subuh dikerjakan pada waktunya dan tidak dijamak dengan salat sebelumnya atau sesudahnya.
BACA JUGA: Kamis, Hari yang Disukai Rasul untuk Safar
Menjamak salat dengan salat sebelumnya dinamakan jamak takdim. Misalnya menggabungkan salat Ashar dengan Zuhur. Sedangkan menjamak sholat dengan sholat sesudahnya dinamakan jamak takhir. Misalnya menggabungkan salat Magrib dan Isya.
Dianjurkan Mengqasar Salat
Mengqasar atau meringkas sholat ketika safar lebih dianjurkan. Mengqasar sholat adalah mengerjakan sholat Zuhur atau sholat Asar atau sholat Isya hanya dua rakaat saja. Adapun sholat Magrib dan sholat Subuh tidak bisa diqasar.
Ibnu Umar radhiallahu’anhu mengatakan:
صَحِبْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَانَ لَا يَزِيدُ فِي السَّفَرِ عَلَى رَكْعَتَيْنِ ، وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ كَذَلِكَ ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ
“Aku biasa menemani Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan beliau tidak pernah menambah sholat lebih dari dua rakaat dalam safar. Demikian juga Abu Bakar, Umar dan Utsman, radhiallahu’anhum”. (HR. Bukhari no. 1102, Muslim no. 689)
Maka mengqasar sholat ketika safar hukumnya sunah muakkadah (sangat ditekankan). Namun jika menyempurnakan rakaat, sholatnya tetap sah. []