MERAWAT, mendidik dan membesarkan anak adalah bentuk ketaatan orang tua kepada Rabbnya, bukan untuk memberatkan timbangan dosa karena lalainya mereka dalam membersamainya. Anak titipan Allah, itu yang harus dipahami. Doa dan taqwa, itu kuncinya.
Setiap ibu punya amanah yang harus dipertanggungjawabkannya di sisi Allah. Anak yang menjadi titipan dariNya sejatinya adalah investasi dan ladang amalan yang kelak akan bisa dinikmati hasilnya.
Karena salah satu amal yang akan mengikuti setelah kematian adalah doa dan taqwa anak yang sholih.
BACA JUGA: Doa, Sedekah, Ikhtiar
Bila dirawat dan dijaga sebaik mungkin akan berpeluang bisa meraih hasil yang diharapkan, asal Allah ridho dan menghendakinya.
Karena usaha manusia bukanlah penentu untuk mewujudkannya. Doa dan taqwa sangat berpengaruh.
Ada perkara penting yang harus ditanamkan pada setiap anak adalah penanaman akidah atau iman. Hal ini adalah menjadi modal dan pijakan anak dalam menjalankan semua ketaatan. Ketika hal ini belum ditanamkan maka jangan heran anak sulit untuk diarahkan.
Allah Ta’ala berfirman,
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS. Luqman: 13)
Sebagaimana yang disebutkan dalam Syarah kitab shohih Bukhari, Fathul Bari, Ibnu Hajar Al-Asqolani menyebutkan ada 69 cabang iman yang perlu dipelajari. Semua itu mencakup amalan hati, lisan, badan serta sosial masyarakat.
Artinya pendidikan yang wajib ditanamkan adalah akidah, akhlak, ibadah serta sosial. Adapun 3 perkaranya yakni akhlak, ibadah dan sosial adalah buah dari akidah yang benar.
Bagaimana bila anak tidak dididik sesuai yang diperintahkan Allah? Alasan apa yang bisa disampaikan kelak di yaumil hisab.
Berapa banyak ibu yang kecewa setelah merasa dan menganggap semua daya dan upaya sudah dikerahkan untuk kebaikan anak.
Sekolah yang terbaik, fasilitas dan perlengkapan anak, makanan yang bergizi dan lengkap dengan vitaminnya, tapi ternyata anak belum bisa memberi manfaat sedikit pun untuk orang tuanya.
Kalaulah tidak didasarkan kepada iman dan niat yang ikhlas maka yang terjadi adalah lenyapnya pahala usaha yang sudah dikerahkan untuk kebaikan anak. Kesuksesan anak ada di tangan Allah bukan pada ikhtiar orang tua.
Tetap menjadikan Allah sebagai penentu atas segala sesuatu. Maka pantas bila dikatakan bahwa puncak mendidik adalah doa. Kedekatan orang tua kepada Rabbnya akan memudahkan setiap prosesnya.
https://www.youtube.com/watch?v=LGmA1yJvT4Y
Mendidik itu seperti lari maraton yang butuh energi dan tidak bisa di buru dan dikejar-kejar. Menjalankannya butuh pengorbanan. Baik tenaga, pikiran, perasaan, finansial atau waktu rela dipertaruhkan.
Jika hari ini kita merasa anak sudah baik dan sholih maka jangan berbangga hati dulu karena semua belum finish perjalanannya masih panjang.
BACA JUGA: Mau Selalu Didoakan Malaikat? Ini 15 Rahasianya
Begitupun sebaliknya, jika hari ini anak dirasa selalu membuat hati gundah semua itu pun belum menjadi akhir, masih ada kesempatan untuk memperbaikinya.
Memperjuangkan keberhasilan itu memang tak mudah, namun bukan berarti tak mungkin bisa diwujudkan.
Jika kita adalah ibu yang bukan siapa-siapa yang tak seberapa ilmu dan wawasannya, tapi dengan taqwa bisa menjadi luar biasa, jika bukan dari manusia yang jelas luar biasa di sisi Sang Pencipta. InsyaAllah.
Wallahu a’lam bi showab. []
KATA MUTIARA ISLAMI TENTANG PENGASUHAN ANAK
“Saat hidupmu bahagia, ibumu tidak pernah memintamu untuk membagi kebahagiaanmu kepadanya, tapi saat kamu terluka, ibumu selalu datang untuk menerima bagian dari lukamu”.
“Orang yang suka mencela, melaknat, berperangai jahat, dan yang berlidah kotor itu bukanlah termasuk orang mukmin.”
“Selalu ada alasan untuk setiap hal yang terjadi. Tidak ada seorang pun yang datang dan pergi di hidupmu tanpa seizin Allah”.
“Sebuah harapan akan menguatkanmu untuk terus bermimipi, maka teruslah berharap sesuatu yang baik”.
“Jika kamu memiliki pikiran yang baik, mereka akan bersinar dari wajahmu seperti sinar matahari dan kamu akan selalu terlihat baik”.
“Keberhasilan bukan hanya saat kamu bisa mencapai apa yang kamu inginkan. Tapi, saat kamu bisa melihat senyum orang tua karena keinginanmu yang tercapai”.
“Iman adalah memercayai sesuatu ketika akal sehat memberi tahumu untuk tidak melakukannya”.
“Kamu tidak dimaksudkan untuk merangkak. Kamu punya sayap. Belajarlah menggunakannya”.
“Mengapa Allah memberi kita satu mulut dan dua telinga? jawabannya adalah agar kita umat manusia lebih banyak mendengar daripada berbicara”.
“Di kala kamu merasakan kesedihan yang luar biasa, maka salatlah dan beribadah, maka Allah akan memberikan keindahan padamu di suatu hari nanti”.