MUSIBAH bisa datang kapan pun, dimana pun dan menimpa siapa pun. Itu sunatullah. Musibah, meski berwujud dalam satu bentuk, dapat dimaknai dalam berbagai sudut pandang.
Musibah bisa berarti sebagai adzab, peringatan, ujian atau cobaan. Pemahaman terhadap musibah dari sudut pandang ini lebih utama, karena dapat menimbulkan introspeksiāmendorong manusia mengoreksi kekurangan-kekurangannya lalu kemudian berusaha memperbaiki diri.
BACA JUGA:Ā Kondisi Internet Buruk, Indonesia Rentan Bencana Siber
Sebagai muslim, ketika menghadapi musibah ternyata ada tuntunannya. Maka ucapkanlah doa berikut:
Ų„ŁŁŲ§Ł ŁŁŁŁŁ ŁŲ„ŁŁŁŲ§ Ų„ŁŁŁŁŁŁŁ Ų±ŁŲ§Ų¬ŁŲ¹ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁ Ų£Ų¬ŁŲ±ŁŁŁŁ ŁŁŁ Ł ŁŲµŁŁŲØŁŲŖŁ ŁŲ£ŁŲ®ŁŁŁŁŁ ŁŁŁ Ų®ŁŁŁŲ±Ų§Ł Ł ŁŁŁŁŲ§
InnĆ¢ lillĆ¢hi wa innĆ¢ ilaihi rĆ¢jiāun. AllĆ¢humma ajirnĆ® fĆ® mushĆ®batĆ® wa akhlif lĆ® khairan minhĆ¢.
āSesungguhnya kami adalah milik Allah, dan sungguh hanya kepada-Nya kami akan kembali. Ya Allah, karuniakanlah padaku pahala dalam musibah yang menimpaku dan berilah aku ganti yang lebih baik daripadanyaā
Dalam hadits Shahih Muslim disebutkan bahwa barangsiapa membaca doa tersebut, niscaya Allah akan memberinya pahala dalam musibahnya dan memberinya ganti yang lebih baik daripadanya. (Lihat Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawi,Ā Al-AdzkĆ¢r, Penerbit Darul Hadits, Kairo, Mesir), lansir nu.or.id.
Redaksi doa tersebut menyiratkan pesan tentang hakikat kepemilikan yang seluruhnya dikembalikan kepada Allah sebagai Pemilik Sejati. Berikut mengenai ajaran bahwa segenap musibah tak ada yang sia-sia, bahkan bisa berpahala, bila si penerima musibah mampu menyikapinya secara tepat.
BACA JUGA:Ā Bencana yang Berarti
Doa itu juga mengandung optimisme, ditandai dengan harapan kepada Allah akan karunia pengganti yang lebih baik. Wallahu aālam. []