TIGA imam Mazhab sepakat bahwa doa atau bacaan Iftitah di dalam sholat hukumnya Sunnah. Kecuali imam Maliki berpendapat bahwa hukumnya bukan Sunnah.
Doa Iftitah Mazhab Hanafi dan Hambali adalah,
Doa ini diriwayatkan oleh Aisyah Radhiyallahu Anha.
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ
Subhaanaka Allaahumma wa bihamdika wa tabaarokasmuka wa ta’aalaa jadduka wa laa ilaaha ghoyruka.
Artinya: Maha suci Engkau ya Allah, aku memuji-Mu, Maha berkah Nama-Mu. Maha tinggi kekayaan dan kebesaran-Mu, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau. (HR. Tirmidzhi, No. 243)
Doa Iftitah Ulama bermazhab Hambali, syeikh Albani dalam kitabnya tentang sifat sholat nabi, bacaan Iftitah beliau diambil dari hadits:
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah membacakan doa ini. Doa Iftitah ini termasuk pendek dan mudah untuk dihapalkan. Doa ini juga biasa dibaca Rasulullah setiap shalat wajib.
BACA JUGA: Apakah Makmum Masbuq Perlu Membaca Doa Iftitah?
اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ، كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ المَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ، اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنَ الخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالبَرَدِ
Allahumma baa’id bainii wabaina khothooyaya kamaa baa’adta bainal masyriqi wal maghrib. Allahumma naqqinii minal khothooyaa kamaa yunaqqots-tsaubul abyadlu minad-danas. Allahummaghsil khothooyaaya bilmaa-i wats-tsalji walbarodi.
Artinya: Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahanku sebagaimana Engkau telah menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, sucikanlah kesalahanku sebagaimana pakaian yang putih disucikan dari kotoran. Ya Allah, cucilah kesalahanku dengan air, salju, dan air dingin. (HR. Bukhari, No. 182)
Doa Iftitah Mazhab Syafi’i adalah,
وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
لاَشَرِيْكَ لَهُ وَبِذلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ . إِنَّ صَلاَتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Wajjahtu wajhiya lil-ladzii fatharas-samaawaati wal-ardha haniifam muslimaw wa maa ana minal-musyrikiin. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil-‘aalamiin. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa ana minal-muslimiin.
BACA JUGA: 3 Macam Doa Iftitah
Artinya: Allah maha besar dengan sebesar-besarnya. Segala puji yang sebanyak-banyaknya bagi Allah. Dan Maha suci Allah sepanjang pagi dan sore. Aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan dan kepasrahan diri, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang menyekutukan-Nya. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah kepunyaan Allah, Tuhan semesta alam, yang tiada sekutu bagi-Nya dan dengan itulah aku di perintah dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri. (HR. Muslim, No. 185)
Mazhab Maliki tidak membaca doa Iftitah.
Melainkan sesudah takbiratul ihram langsung membaca alfatihah.
Wallahu a’lam. []
Sumber: Kitab Fikih 4 Mazhab