Oleh:Gunawan Alfarizi, muslimdigital@yahoo.com
NARASI kehidupan yang dijalani oleh setiap insan tentu tak terelakan dari serangkaian keinginan dan harapan. Tentunya untuk bisa mewujudkan apa yang kita harapkan agar bisa berbuah manis di perlukan suplemen pendukung agar menjadi satu kesatuan yang kuat.
Suplemen ini adalah doa, ikhtiar dan tawakal yang menjadi pupuk semangat kita dalam mewujudkan keinginan dan harapan. Doa, ikhtiar dan tawakal laksana organ yang ada di dalam satu tubuh yang memiliki peran tersendiri untuk menjalankan fungsinya namun memiliki tujuan yang sama yaitu untuk bisa saling bersinergi untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Dalam fase Perjalanan hidup setiap insan tidak dapat dipungkiri bahwa setiap perjalanan yang di arungi untuk mewujudkan keinginan dan harapan tak terlepas dari krikil krikil yang menghadang. Maka untuk bisa menghadapi krikil krikil ini kita membutuhkan manuver berupa do’a, karena dengan adanya untaian doa sesungguhnya akan menimbulkan percikan keberanian dalam diri kita agar tumbuh rasa yakin yang menghujam di dalam dadanya bahwa setiap kerikil yang menghadang pasti dapat kita lewati.
Karenanya bukanlah hal yang sulit bagi Allah untuk mengabulkan setiap doa ataupun permintaan setiap hambaNya, lantas apakah do’a saja sudah cukup? Tentunya tidak! Fase selanjutkan adalah dengan mengoptimalkan ikhtiar yang kita jalani. Karena ikhtiar merupakan bentuk total action sekaligus implementasi dari untaian doa yang kita panjatkan.
Cukupkah sampai di situ? Tentunya ada satu hal lagi yang tidak bisa kita tinggalkan yaitu tawakal, setelah serangkaian doa dan dan kerja keras kita dalam berikhtiar maka selanjutnya adalah bertawakal atau menyerahkan semua jawabannya kepada Allah SWT sang pemilik setiap jawaban,
Mari kita simak ayat yang begitu indah ini dalam surah Al-Baqarah ayat 186 Allah berfirman,
“Dan apabila hamba-Ku bertanya kepada mu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada- Ku.”
Sungguh hanya Allah lah yang Maha Tahu atas setiap kebutuhan hambaNya dibandingkan dengan diri kita sendiri. Dan Allah tahu bagaimana kadar diri kita dalam menerima setiap jawaban yang Allah berikan atas setiap doa yang dipanjatkan.
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah 2: 216)
Maka mulai saat ini sertakan selalu keyakinan yang menghujam di dalam dada kita akan setiap doa yang kita panjatkan, dan berusaha seoptimal mungkin disetiap ikhtiar yang kita jalani, selanjutnya pasrahkan semuanya kepada Allah dengan bertawakal selalu padaNya,
Wallahualam bissawab. []
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word