SEPASANG suami istri yang belum diberikan amanah keturunan diharapkan tidak putus asa. Terulah berdoa dan berikhtiar dengan sungguh-sungguh kepada Allah SWT. Namun doa meminta keturunan sebaiknya dilakukan dengan mencontoh orang shalih terdahulu.
Mengutip laman Republika, dalam buku Fikih Pendidikan Anak karya Syekh Mustafa Al Adhawy menceritakan tentang enam adab doa meminta anak kepada Allah SWT yang dilakukan Nabi Zakariya.
Ketika bertemu Maryam, dan mendapati maryam mendapat rezeki tak disangka-sangka, semakin kuatlah doa yang nabi Zakariya panjatkan. Dari doa Nabi Zakariya, dia mengajari kita beberapa adab doa meminta keturunan yaitu sebagai berikut:
BACA JUGA: 5 Fakta Nabi Ismail, dari Keturunannya Lahir Nabi Muhammad
Adab doa meminta keturunan pertama, Tatkala dia berdoa kepada Allah SWT dengan suara yang lembut
Dalam surat Maryam ayat 3. Dia menyamarkan suaranya dalam berdoa. Dan beginilah yang seharusnya dilakukan dalam melakukan doa.
إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ نِدَاءً خَفِيًّا
“(yaitu) ketika dia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut.”
Adab doa meminta keturunan kedua, Nabi Zakariya menampakkan kelemahan dan ketidakkuasannya di hadapan Allah SWT
Dalam surat Maryam ayat 4.
قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُنْ بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا
“Dia (Zakariya) berkata, “Ya Tuhanku, sungguh tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku.”
Adab doa meminta keturunan ketiga, Nabi Zakariya bertawassul (memakai perantara) dengan karunia Allah yang telah diberikan kepadanya
قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُنْ بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا
“Ia berkata “Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku.” (QS Maryam ayat 4 )
Atau dengan ungkapan lain, “Wahai Tuhanku! Sesungguhnya Engkau Mahapemurah. Engkau tidak pernah membuat aku kecewa dengan menolakku! Segala sesuatu yang aku pinta telah Engkau beri, dan semua yang aku mohon telah Engkau penuhi.
Maka, wahai Dzat Yang memiliki anugerah dan kebaikan, janganlah Engkau haramkan aku dari segala anugerah dan kebaikan Mu! ”
Adab doa meminta keturunan keempat, Zakariya menjelaskan sebab permohonannya, yakni sebab syar’i yang memiliki sisi baik
Dalam surat Maryam ayat 5:
وَإِنِّي خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِنْ وَرَائِي وَكَانَتِ امْرَأَتِي عَاقِرًا فَهَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا
“Dan sungguh, aku khawatir terhadap kerabatku sepeninggalku, padahal istriku seorang yang mandul, maka anugerahilah aku seorang anak dari sisi-Mu.” (QS Maryam ayat 5)
Adab doa meminta keturunan kelima, Zakariya juga menjelaskan keadaan istrinya kepada Allah
“Sedang istriku adalah seorang yang mandul.” (Maryam ayat 5 ).
BACA JUGA: 4 Hal tentang Keturunan Syarif dan Syarifah
Adab doa meminta keturunan keenam, Nabi Zakariya memohon anak yang diridhai Allah SWT
Zakariya tidak memohon dikaruniai putra agar dia dapat membanggakan dirinya dan sombong di hadapan manusia. Akan tetapi, dia memohon dikarunia putra karena alasan yang dia katakana dalam surat Maryam ayat 6:
يَرِثُنِي وَيَرِثُ مِنْ آلِ يَعْقُوبَ ۖ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا
“Yang akan mewarisi aku dan mewarisi dari keluarga Ya’qub; dan jadikanlah dia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai.”