TELAH kita ketahui bersama bahwa doa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mustajab. Bagaimana tidak, beliau adalah makhluk Allah yang terbaik dan Rasul Allah yang mulia.
Sebagai istri tercinta Rasulullah, ‘Aisyah tentu saja memiliki bagian dari kemustajaban doa Nabi ini dengan segala keisitimewaan dan keutamaan yang dikaruniakan Allah kepada yang tidak dimiliki oleh wanita-wanita lain umat ini.
BACA JUGA: Doa Rasulullah untuk Keluarga Nusaibah
‘Aisyah menuturkan kisah doa yang penuh berkah itu, ia berkata: “Suatu kali, ketika suasana hati Rasulullah dalam suasana yang terasa menyenangkan, aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, doakanlah aku kepada Allah’.”
Rasulullah pun berdoa untuknya, “Ya Allah ampunilah dosa ‘Aisyah, baik yang telah lalu maupun yang terjadi belakangan, dan baik yang ia kerjakan secara sembunyi-sembunyi maupun yang ia lakukan secara terang-terangan.”
Mendengar itu, ‘Aisyah tertawa penuh kegembiraan sampai-sampai kepalanya jatuh ke pangkuan karena saking serunya.
Rasulullah pun bertanya kepadanya, “Apakah kausenang dengan doaku tadi, Humairah (panggilan sayang Rasulullah kepada ‘Aisyah)?”
‘Aisyah menjawab, “Bagaimana mungkin aku tidak suka dengan doamu ya Rasulullah?’”
BACA JUGA: Tiga Kelompok Murtad setelah Rasulullah Wafat
Rasulullah kemudian berkata: “Demi Allah, ini adalah doa yang aku panjatkan untuk umatku dalam setiap shalat.’’
Doa itu bukan hanya beliau tujukan untuk sang istri tercinta, namun juga kepada kita. Alangkah beruntungnya kita sebagai umat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, 1400 tahun yang lalu, seseorang yang belum pernah melihat kita, telah lebih dahulu mendoakan kita. Begitulah kecintaan beliau kepada kita, yang tak perlu diragukan lagi. Semoga kelak kita dapat berjumpa dengan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. []
Sumber: Qalam Institute.