ABDULLAH bin Jahsy adalah seorang sahabat sekaligus sepupu dan saudara ipar Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Ibunya, Umaimah binti Abdul Muthalib, adalah bibi Rasulullah. Sedangkan adiknya Zainab binti Jahsy, adalah salah seorang istri Rasulullah.
Abdullah merupakan seorang sahabat yang termasuk golongan As-Sabiqunal Al-Awwalun atau orang-orang yang paling awal memeluk islam.
Pada perang Uhud Abdullah bin Jahsy menemui sahabatnya, Sa’ad bin Abi Waqqash, dan mengajaknya untuk berdo’a bergantian dan saling mengaminkan. Ini mereka lakukan karena do’a ketika perang termasuk do’a yang cepat dikabulkan oleh Allah SWT.
BACA JUGA: Cinta Sahabat kepada Rasulullah
Sa’ad memperoleh giliran pertama ia berdo’a, “Ya Allah, saat aku berada di tengah pertempuran esok. Dengan limpahan kasih sayang-Mu, hadapkanlah aku dengan musuh yang kuat dan garang, biarkanlah ia menyerangku sekuat tenaganya, dan aku akan menghadangnya dengan sekuat tenagaku pula. Setelah itu, ya Allah, ijinkanlah aku memperoleh kemenangan dan membunuhnya karena-Mu, biarkanlah aku memperoleh rampasan perang atas limpahan karunia-Mu.”
“Aamiin!” Abdullah bin Jahsy menutup do’a Sa’ad.
Lalu giliran Abdullah yang berdo’a, “Ya Allah, dalam pertempuran esok hari, hadapkanlah aku dengan musuh yang paling kuat. Biarkanlah mereka meyerangku dengan kemarahan yang membara, dan berilah aku keberanian untuk melawannya. Ya Allah, biarkanlah musuhku itu membunuhku, dan biarkanlah musuhku itu memotong hidung dan telingaku. Sehingga pada hari kiamat kelak, saat aku berdiri di hadapan-Mu untuk diadili, Engkau akan bertanya, ‘Wahai Abdullah, mengapa hidung dan telingamu terpotong?’
“Aku akan menjawab, ‘Hidung dan telingaku terpotong karena berjuang di jalan-Mu dan jalan Rasul-Mu.’ Ya Allah kabulkan do’a ku ini.”
“Aamiin,” Sa’ad menyahut, mengamini do’a yang dipanjatkan Abdullah bin Jahsy, meski tampak aneh dan mengherankan.
BACA JUGA: Salim, Sahabat Nabi yang Syahid sesaat sebelum Menikah
Esok harinya pertempuran berlangsung begitu sengit, dan do’a keduanya dikabulkan oleh Allah. Sa’ad memperoleh kemenangan dan barang rampasan perang yang banyak, sedangkan Abdullah menemui syahidnya dengan hidung dan telinga yang terpotong, sehingga untuk menempelkannya harus diikat dengan benang. Tubuhnya pun penuh dengan luka.
Melihat keadaan sahabatnya itu Sa’ad bin Abi Waqqash berkata, “Do’a Abdullah lebih mulia dari pada do’aku.”[]
Sumber: Muhasabah Cinta/ Penulis: @Tausiyahku & @HaditsKu/ Penerbit:QultumMedia/ April, 2014