DUNIA mengenal Ibnu Sina, Al Razi, dan Az Zahrawi sebagai tokoh kedokteran muslim. Mereka mencetak nama besar di masa kegemilangan Islam di Abda pertengahan. Namun, tak banyak yang tahu, siapa dokter muslim di masa-masa awal atau pada masa kenabian?
Pada Masa Rasulullah SAW tercatat nama Abu Rimtsah, seorang muslim yang dianggap sebagai dokter pertama dalam sejarah Islam.
Abi Ushaibi’ah dalam Uyun al-Anba’ fi Thabaqat al-Anba’ mengatakan, Abu Rimtsah merupakan seorang dokter yang hidup pada masa Rasulullah SAW. Ia memiliki keahlian di bidang bedah.
BACA JUGA: Inilah Sederet Dokter Muslimah di Masa Nabi Muhammad SAW
Sementara menurut Fuat Sezgin dalam Tarikh Turats Al-Araby vol III tentang ilmu kedokteran, Abu Rimtsah disebut sebagai dokter Muslim pertama. Sergiz mengatakan:
“Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa di masa Nabi hidup cukup banyak orang-orang yang kerap disebut tabib. Sedangkan tabib Muslim pertama yang terkenal adalah Abu Rimtsah. Ia adalah salah satu sahabat Nabi. Setelah Nabi wafat ia pindah ke Mesir, lalu ke Afrika Utara dan wafat di sana.”
Dalam catatan sejarah, terdapat perbedaan penulisan nama mengenai tokoh ini. Ibn Abi Ushaibi’ah menulisnya dengan Ibn Abi Rimtsah, sementara Fuat Sezgin menamakannya Abu Rimtsah. Tanpa “Ibn”, yang bermakna anak dari-. Maknanya pun jelas jadi berbeda.
Jika merujuk pada Ibn Abi Ushaibi’ah maka ada implikasi bahwa sang dokter Islam paling awal ini adalah putera dari Abu Rimtsah.
Sementara itu, terkait perbedaan terseut, Sezgin menjelaskan, “Terjadi perbedaan riwayat dalam mengungkap nama Abu Rimstah. Ibnu Juljul dan orang-orang yang menekuni sejarah kedokteran setelahnya keliru dalam menyebutkan nama Abu Rimtsah. Mereka menamakannya “Ibn Abi Rimtsah”. Hal ini jelas bertentangan dengan riwayat-riwayat ahli hadis yang menegaskan bahwa Abi Rimtsah adalah seorang sahabat Nabi.”
Jika berpegang pada pendapat Fuat Sezgin, maka Abu Rimtsah yang dimaksud di sini adalah juga seorang periwayat hadis. Imam Ahmad bin Hanbal dalam Al-Musnad-nya meriwayatkan sejumlah hadis yang bersumber darinya.
BACA JUGA: 3 Tahap Perkembangan Kedokteran Muslim dalam Sejarah Peradaban Islam (2-Habis)
Pendapat Sezgin ini juga didukung oleh Ahmad Muhammad Syakir, penyunting dan komentator kitab Al-Musnad. Ia mengatakan:
“Banyak terjadi perbedaan pendapat mengenai nama Abu Rimtsah ini. Menurutku, pendapat yang tepat adalah apa yang diamini oleh Imam Ahmad ini sebagaimana dalam kitab Musnad-nya.
Abu Rimtsah, salah seorang sahabat Nabi yang terkenal dengan nama kuniah-nya (sebuah nama yang dinisbatkan kepada nama ayah atau puteranya) ini. Nama asli Abu Rimtsah menurut Abdullah bin Ahmad adalah Rifa’ah bin Yatsribi. Nama ini diyakini juga oleh Imam Bukhari dalam “Tarikh al-Kabir”-nya.”
Sebuah riwayat yang dikisahkan oleh Nu’aim dari Ibn Abi Uyainah dari Ibnu Abi Rimtsah, ia berkata:
“Saya datang menemui Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam….saya lihat di antara dua sisi bahunya ada “tanda” (kenabian?”
Lalu aku berkata kepada beliau, “Saya seorang tabib yang diundang untuk mengobati engkau”.
Lalu Nabi bersabda, “Kamu seorang sahabat. Sedangkan tabib (sejati) adalah Allah.” []
SUMBER: MUKISI