JAKARTA—Nilai tukar rupiah terhadap dolas US terus melemah. Kemarin saja (5/7/2018), nilai tukar rupiah ditutup pada angka Rp 14.394. Dan hari ini, Jumat (6/7/2018), nilai tukar rupiah diprediksi akan jatuh pada level Rp 14.600.
Ketua BPP HIPMI (Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) Bidang Ekonomi, Muhamad Idrus mengkhawatirkan pekan depan nilai tukar rupiah terhadap dolar US menebus angka Rp 15.000. Karena itu, lanjut Idrus, HIPMI menghimbau presiden segera memberikan solusi.
BACA JUGA: Terkait Melemahnya Nilai Tukar Rupiah, Prabowo: Indonesia sedang Tekor karena Banyaknya Hutang
“Hari ini saja para analis perbankan memprediksi nilai tukar rupiah akan jatuh pada angka 14.600 rupiah. Antisipasi kemungkinan terburuk pekan depan, yaitu tembus 15 ribu, kami menghimbau dengan segera agar presiden bertindak,” kata Idrus dalam rilis yang diterima Islampos.com, Jumat (6/7/2018).
Idrus menyebutkan nilai tukar rupiah melemah bukan hanya semata karena persaingan dagang antara Amerika dengan China dan Uni Eropa, namun juga disebabkan faktor internal. Karena itu, lanjutnya, presiden segera bertindak berupa mengeluarkan kebijakan penyelamatan rupiah.
Lebih lanjut, Idrus mengatakan jika nilai tukar rupiah menembus Rp 15.000, maka perekonomian Indonesia semakin terpuruk. Industri Indonesia, menurutnya, banyak tergantung bahan baku impor.
“Semoga hal ini tidak terjadi, nilai tukar bisa kembali menguat. Industri kita didominasi Foot Loose Industry yang mengandalkan bahan baku impor. Kalau nilai tukar terus melemah, industri kita akan kolaps,” kata Idrus.
BACA JUGA: Gubernur BI: Rupiah Anjlok akibat Ekonomi Riba
Idrus pun menghimbau agar masyarakat tidak memborong dolar dan memiliki kepedulian terhadap kondisi perekonomian Indonesia.
“Peran serta masyarakat khususnya kalangan elite diharapkan agar melakukan aksi nyata keprihatinan atas kondisi ekonomi kita. Dan jangan sampai sebaliknya, (yaitu) memborong dolar,” kata Idrus. []