BANYAK cerita dari aktor laga Donny Alamsyah tentang mengapa dirinya peduli akan isu kemanusiaan. Kisah kecil Donny yang dekat dengan alam hingga sempat menjadi korban bencana alam, juga kisah tentang dirinya menjadi korban bullying yang menjadikan tumbuhnya rasa kepedulian pada keadilan.
Siang itu hujan membasahi selatan Jakarta begitu lebat. Namun untungnya pertemuan dengan Donny akhirnya tetap pada jadwalnya. Mengenal sosok aktor kelahiran 7 Desember 1978 ini lewat beberapa film layar lebar, namun tetap saja nama Donny Alamsyah begitu dekat dengan imaji film laga terlebih ketika dirinya turut ambil peran dalam The Raid 1 dan 2.
Maka pertanyaan pertama yang ada di dalam benak adalah apa yang mendorong Donny untuk mendalami olah raga martial arts atau seni beladiri?
Jawabannya cukup mencengangkan. Ia mengaku dahulu di masa kecil dirinya menjadi korban bullying karena berperawakan kecil, berkulit putih dan bermata sipit. Tetapi entah kenapa teman-temannya sesama korban bullying selalu meminta pertolongan dari Donny.
Kendati ayahnya seorang guru silat, namun ayahnya tak pernah berniat menurunkan ilmunya kepada Donny, hingga saat ini Donny pun tak pernah tahu alasannya. Donny kecil terpaksa selalu memperhatikan gerakan-gerakan silat ketika ayahnya berlatih.
Lambat laun ilmu beladiri pun dikuasainya untuk melawan bullying, dan hingga beranjak remaja Donny pun terus menjajal seluruh ilmu beladiri yang ada. Bullying adalah pengalaman buruk baginya.
https://www.youtube.com/watch?v=hda5VnNWmYk&feature=youtu.be
Namun di balik itu justru di titik inilah Donny akhirnya sangat peduli pada isu keadilan, menentang segala penindasan. Ditambah kisah Donny yang sejak kecil tinggal di sebuah desa di Tasikmalaya bersama kakek dan neneknya.
Ternyata kisah inilah yang menjawab lahirnya sosok Donny yang begitu ramah dan luwes.
Kedekatan dengan alam terus mendarah daging dalam dirinya, berkeliling Indonesia dan bertemu beragam orang.
Sayangnya ada pengalaman buruk menimpa dirinya semasa hidup di desa, gunung Galunggung meletus pada tahun 1982 membumihanguskan desa. Sebuah bencana yang sangat membekas di dalam diri Donny.
Semua detail yang masih jelas dalam rekaman memori; melihat kepanikan penduduk yang berhamburan, langit berwarna hitam sekilas seperti cahaya, bola besar seperti kilat berterbangan di angkasa beserta ledakan bertubi tubi, ledakan yang cukup keras lebih dari petir membuat telinga sakit ditambah turunnya hujan pasir yang terus menumpuk tanpa henti.
Suara tangisan, teriakan, takbir terus bersahutan dalam benak Donny kecil saat itu menumbuhkan rasa takut dan berpikir hari itu adalah akhir dari hidupnya. Memori bencana ditambah bullying memperkuat diri Donny seutuhnya dan itulah jawaban dari pertanyaan berikutnya, mengapa dirinya begitu dekat dengan isu kemanusiaan.
Menurutnya, perang dan bencana alam membuat manusia tersiksa dan sedih. Empati Donny tumbuh walaupun lewat memori singkat masa kecil dan kondisi bencana yang hanya beberapa jam pun itu sudah cukup berat.
“Intinya mereka semua adalah manusia yang memiliki hak yang sama, semua manusia mengharapkan hidup senang, bahagia, hidup yang layak,” ujarnya.
Seorang temannya aktif di sebuah lembaga kemanusiaan. Kegiatan derma nya tak hanya di Indonesia namun ke negara lain, ini membuat Donny memiliki keinginan yang sama.
Bagai gayung bersambut, akhir tahun 2019 dirinya diajak oleh sebuah lembaga kemanusiaan bernama Explore Humanity untuk mengadakan perjalanan kemanusiaan ke perbatasan Turki.
Explore sendiri adalah sebuah lembaga kemanusiaan yang digagas oleh anak-anak muda hijrah dan didirikan pada bulan Mei 2018 di Bandung. Mayoritas personel Explore sebelumnya berkecimpung di dunia musik, ada yang dulunya berprofesi sebagai manajer band di beberapa band ternama, dan mayoritas anggota lainnya sebagai personel band.
Lembaga ini berkomitmen untuk memberikan bantuan nyata di wilayah-wilayah yang dilanda krisis kemanusiaan ataupun wilayah-wilayah yang terkena bencana alam, baik yang terjadi di dalam maupun luar negeri.
Luputnya perhatian publik terhadap krisis-krisis kemanusiaan yang terjadi di dunia luar menjadikan Explore tergerak untuk menjadi salah satu lembaga kemanusiaan yang bisa menjadi sarana informasi sekaligus menyalurkan bantuan di wilayah-wilayah yang terdampak krisis kemanusiaan.
Lembaga ini tidak kurang dari sepuluh kali sudah mendistribusikan bantuan kemanusiaan lewat untuk para korban bencana kemanusiaan yang mengungsi di perbatasan Turki. Tentunya ajakan mengunjungi kamp pengungsian di perbatasan Turki tersebut disambut baik oleh Donny. “
Saatnya membuktikan sendiri tentang apa yang sebenarnya terjadi di Suriah dan apa yang terjadi pada pengungsi Uighur di Turki,” ujarnya.
Awal kedatangan ke Turki dirinya menyempatkan bertemu dengan anak-anak hafidz Quran dari Uighur.
Kesempatan ini diambil Donny untuk dapat mengenal para pengungsi Uighur. Penderitaan para korban membuat banyak dari mereka memilih untuk berdiaspora ke negara lain, seperti di Turki ini. Dengan sangat terpaksa para pengungsi berjuang bertahan hidup di batas garis kemiskinan.
Mereka sangat membutuhkan pekerjaan yang layak bagi penghidupan keluarga mereka dan pendidikan bagi anak-anak mereka. Sejarah menceritakan betapa kuat dan hebatnya etnis ini dahulu.
Dan sebagai tambahan informasi wilayah Turkistan Timur (Xinjiang hari ini) yang merupakan tanah kelahiran etnis Uighur memiliki sumber daya alam yang sangat kaya.
Tempat berikutnya adalah kota Reyhanli. Keadaan para pengungsi Suriah di area ini pun tak kalah malangnya. Banyak korban dari dewasa hingga anak-anak yang akhirnya menderita cacat sebagai dampak dari peperangan.
Seorang anak yang memperlihatkan Donny sebagian kecil dari tengkoraknya bolong dan dirinya mengatakan sedang menunggu batok kepala sintetis untuk menutupi kepalanya, seorang bapak yang sedang berlatih dengan semangat untuk terapi kakinya yang lumpuh, dan seorang anak yang akhirnya lumpuh akibat tembakan yang meremukkan tulang punggungnya.
Mereka adalah korban peperangan yang mengerikan yang tidak memiliki pilihan lain selain bertahan hidup dalam kondisi amukan perang yang memporakporandakan daerah asal tempat mereka tinggal.
Menurut pengamatan Donny dan tim Explore Humanity, tempat tinggal sementara mereka pun tampak mengenaskan; hanya beralaskan terpal. Tak terbayang bagaimana mereka bisa bertahan hidup dalam kondisi cuaca ekstrim seperti hujan dan musim dingin. Masih minimnya pusat rehabilitasi kesehatan, pusat pelatihan dan pendidikan sepertinya masih sangat dibutuhkan di area ini.
Next pitstop adalah Killis. Sebuah area peradaban baru yang dibangun atas kedermawanan para filantropi dan beberapa lembaga kemanusiaan termasuk Explore Humanity. Killis adalah kota yang berbatasan langsung dengan Suriah, di kota ini banyak pengungsi Suriah yang berasal dari kota Aleppo. Di sini terdapat tempat gudang logistik beberapa NGO (termasuk Explore Humanity) untuk menyimpan keperluan bantuan untuk warga Suriah.
Di sini juga terdapat fasilitas pendidikan yang dikhususkan untuk warga Suriah yang dikelola oleh beberapa NGO karena jumlah pengungsi yang masuk ke daerah ini cukup banyak, dari mulai sekolah, pabrik dan masih banyak lagi yang kesemuanya dirancang agar setelah para pengungsi pulih secara mental mereka bisa berswadaya.
Yang menarik adalah sekolah di area tersebut memiliki sejumlah mata pelajaran yang dikhususkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar. Walaupun demikian program besar ini masih jauh dari kata sempurna.
Donny sendiri pun memaklumi terutama pada sektor papan atau hunian, mereka masih banyak yang tinggal di tenda-tenda, akan semakin sulit ketika musim dingin tiba.
“Memang masih membutuhkan banyak bantuan dari para dermawan,” tambahnya.
Sering kali terlihat raut wajahnya yang begitu sedih selama dirinya bercerita tentang perjalanan di Turki.
Menurutnya sebagai seorang muslim harus selalu ingat perkataan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam bahwa sesama muslim itu bersaudara.
“Maka saya menganggap bahwa saudara saya ada di mana-mana. Maka konteksnya bukan hanya di Indonesia saja tapi seluruh dunia,” tukas Donny.
Harapan Donny atas pengalaman perjalanan menengok kamp-kamp pengungsian ini adalah bisa semakin bersyukur atas keamanan yang Allah anugerahkan untuk Indonesia dan mengajak sebanyak-banyak para dermawan untuk lebih peduli kepada kemanusiaan.
“Dunia itu luas, orang itu sangat beragam dari cara berpikir, gaya hidup hingga keyakinan. Intinya mereka semua adalah manusia yang mengharapkan hidup senang, bahagia dan hidup yang layak,” tutup Donny.
Sayangnya waktu tidak memungkinkan untuk melanjutkan obrolan, padahal sudah semakin seru. Donny harus kembali ke rutinitasnya mengingat banyak persiapan shooting film-film yang tertunda dan mempersiapkan proyek-proyek pribadi yang akan segera tayang di akun Youtube-nya seputar dunia beladiri, olahraga dan traveling.
Dan semoga dalam waktu dekat perjalanan kemanusiaan lewat bantuan rutin yang diadakan Explore Humanity ini bisa terlaksana kembali.
Sebentar lagi musim dingin menyapa mereka, jutaan anak Suriah menghadapi kesengsaraan dan bahaya kedinginan. Mereka sudah hidup di ambang jurang dengan ratusan ribu keluarga yang terpaksa mengungsi dari kekerasan tanpa henti dengan sedikit atau tanpa harta benda sama sekali.
Anak-anak termasuk yang paling rentan dengan kondisi suhu yang ekstrim dan badai yang sering melanda wilayah Timur Tengah, meninggalkan kesengsaraan, penyakit, dan bahkan kematian tepat di hadapan mereka.
Bagi anak-anak yang terpaksa meninggalkan rumah mereka, musim dingin adalah waktu yang sangat menantang. Beberapa anak kehilangan nyawa mereka dalam badai salju, banjir dan angin yang menusuk tulang dengan sedikitnya atau bahkan tanpa tempat berlindung, pakaian musim dingin, pemanas, atau persediaan makanan pokok.
Ini adalah musim dingin ke-10 di mana rakyat Suriah telah mengalami semua jenis penindasan, kemiskinan dan kelaparan di tanah air mereka dan terpaksa harus mengungsi baik secara internal maupun di luar perbatasan Suriah dalam sebuah krisis kemanusiaan terburuk dalam sejarah manusia setelah Perang Dunia II.
Terlepas dari situasi mengerikan yang dialami keluarga-keluarga ini, mereka dengan gigih terus bergerak maju dengan kehidupan mereka. Panggilan kemanusiaan kita berdering memanggil kita untuk mengulurkan tangan membantu mereka pada saat mereka membutuhkan.
Oleh karena itu, tugas kita adalah membantu mereka melewati musim dingin, membantu mereka keluar dari rasa lapar, dan membantu mereka selama mereka terpaksa hidup sebagai pengungsi.
Kami harap kita bersama bisa membuat perubahan yang signifikan bagi kehidupan orang-orang yang tertimpa krisis kemanusiaan di manapun mereka berada. Anda bisa berkontribusi dalam program-program kami dengan mengirimkan donasi ke rekening di bawah ini:
Rekening Donasi
Donasi bisa dilakukan dengan cara transfer ke rekening berikut ini:
1. Nama Bank : BNI Syariah
Nomor Rekening : 60 000 66 036
Kode Unik : –
Nama Akun : Explore Indonesia
2. Nama Bank : BCA
Nomor Rekening : 438 45678 11
Kode Unik : 058
Nama Akun : Explore Indonesia