YOGYAKARTA–Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR), Sofyan Djalil meminta agar ormas Islam seperti Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) turut mendorong percepatan pengembangan ekonomi masyarakat melalui wadah koperasi.
“Ormas Islam terlalu banyak mengkaji politik. Bahkan ada dalam latihan basic trainingnya mengajarkan selama 3 hari bagaimana merebut palu pimpinan sidang.” ujar Sofyan yang disambut gelak tawa peserta Seminar RUU Pertanahan dan Masa Depan Bisnis Properti di Hotel Grand Keisha, Yogjakarta, Jum’at (15/11/2019).
BACA JUGA:Â KJKS SAM Optimis Ekonomi Syariah Mampu Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi Global
Menurut Sofyan, koperasi masih berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia. Apalagi jika wadah berwatak sosial ini dikembangkan oleh aktivis Islam. Di negara-negara berpenduduk mayoritas non muslim seperti Norwegia, Belanda dan Korea, koperasi justru berkembang maju.
Sofyan mencontohkan, jika saja pemilik Batik Keris waktu itu memiliki koperasi, dia yakin usahanya tidak akan gulung tikar.
Sofyan juga menggugah agar para aktivis Islam turun ke pedesaan membantu petani dan nelayan melalui pengembangan wadah koperasi.
“Menjadi politisi itu tidak perlu dikursuskan. Dia akan datang dengan sendiri. Yang penting saat ini ialah bagaimana kita membawa manfaat untuk kemajuan dan kekuatan ekonomi umat,” gugahnya.
BACA JUGA:Â Ekonomi Islam; Jawaban Kekacauan Ekonomi Dunia
Menteri ATR juga menjelaskan program nasional tentang Bank Tanah dan Reformasi RUU Pertanahan yang masih dibahas secara terperinci dalam RUU Pertanahan.
Terkait reformasi agraria, Sofyan mengatakan Presiden Joko Widodo berkeinginan agar lahan-lahan terlantar di Indonesia diberikan hak gunanya kepada masyarakat.
“Karena itu saya mendorong agar ormas Islam ikut membantu pemerintah dalam pengelolaan lahan-lahan terlantar melalui pembentukan wadah koperasi nantinya,” pungkas Sofyan. []
REPORTER: RHIO