Table of Contents
SAHABAT mulia Islampos, Pola Asuh vs Pola Penghambat adalah judul acara seminar online yang ditayangkan di Cinta Qur’an TV (Ustadz Fatih Karim). Narasumbernya adalah Teh Febrianti Almeera –founder Sekolah Rumah Tangga –, biasa dipanggil teh Pepew. Judul tersebut diangkat, dari riset kecil-kecilan teh pepew bersama suami. Beliau membandingkan kehidupan dirinya dengan kerabat jauhnya.
Teh pepew berasal dari keluarga broken home dan pernah bekerja di dunia malam, namun beliau tak terwarnai oleh teman-temannya ketika itu. Hal itu berbading terbalik dengan kerabatnya yang sama-sama broken home, namun malah terwarnai dan terbawa arus oleh lingkungannya. Apa yang menjadi penyebabnya?
Bagi saya ini menarik. Saya pun lanjut menyimak nya.
Review Pola Asuh vs Pola Penghambat
Teh Pepew mengutip hadits riwayat Abu Hurairah:
“Jika seorang hamba melakukan satu dosa, niscaya akan ditorehkan di hatinya satu noda hitam. Seandainya dia meninggalkan dosa itu, beristighfar dan bertaubat; niscaya noda itu akan dihapus. Tapi jika dia kembali berbuat dosa; niscaya noda-noda itu akan semakin bertambah hingga menghitamkan semua hatinya.” (HR Tirmidzi dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu. Hadits ini dinilai hasan sahih oleh Tirmidzi)
Teh Pepew melakukan diskusi panjang bersama suaminya dengan mengutip hadits diatas. Ternyata setelah diselami, yang menjadi pembeda antara dirinya dan kerabatnya adalah pada ranah Shalat Wajib.
Meski berada di lingkaran dunia malam, namun Teh Pepew tak pernah melakukan sesuatu yang diharamkan oleh Allah SWT, beliau juga tak pernah meninggalkan shalat wajib sekalipun.
Jika kita melihat hadits di atas, seseorang yang berbuat dosa akan ada setitik noda hitam di hatinya. Jika semakin banyak noda hitam itu, semakin tertutuplah cahaya pertolongan Allah SWT.
Pola asuh masa kecil, memang sangat berpengaruh pada kehidupan dewasa. Bagaimana cara seseorang mengambil keputusan, cara seseorang menghadapi masalah, cara seseorang mudah atau sulit meregulasi diri, itu sangat dipengaruhi oleh pola asuh di masa lalu.
Meskipun pernah mengalami pola asuh yang tak menyenangkan, memiliki trauma masa kecil, namun jika individu tersebut memiliki Penghambaan yang baik, maka pertolongan Allah akan datang padanya. Jadi bisa kita pahami bahwa pangkal dari segala permasalahan yang ada adalah bagaimana kualitas Penghambaan seseorang kepada Allah. Meski ada kesalahan secara ilmiah dalam pengasuhan, namun jika Allah sudah turunkan petunjuk, sudah memberikan pertolongan-Nya, maka seseorang bisa selamat.
Evaluasi dosa besar
Maka, agar pola Penghambaan seseorang kepada Allah SWT semakin berkualitas, teh Pepew mengajak untuk mengevaluasi dosa-dosa besar yang pernah dilakukan. Apa saja?
1 Dosa Syirik meskipun kecil
Ada dosa syirik yang secara tidak sadar selalu dilakukan seseorang. Ketika mendapatkan musibah, jika yang diingat pertama kali adalah selain Allah SWT, maka itu sudah masuk kategori syirik. Contohnya: Lagi butuh uang, langsung berpikir kayaknya si A bisa bantu nih. Dia kan baru gajian.
Sebagai seorang muslim, seharusnya Allah yang diingat pertama kali. Ketika ada kesulitan datangi Allah dulu, baru nanti jalankan ikhtiar nya. Sayangnya, saat ini banyak yang kebalik-balik.
2 Meninggalkan shalat wajib
Sungguh disayangkan jika ada yang mengaku muslim, namun masih ada yang meninggalkan shalat wajib. Shalat adalah cara kita berkomunikasi dengan Allah. Sebagai makhluk yang lemah, maka sudah seharunya kita meminta pertolongan ALLAH, Salahsatunya dengan Shalat Wajib
3 Tidak memuliakan orangtua
Sekalipun kita merasa orangtua salah memberikan pengasuhan saat kita masih kecil, tapi memuliakan mereka adalah sebuah kewajiban. Dan mengabaikan mereka, bahkan sampai membenci adalah perbuatan dosa besar.
4 Mendekati Zina / Berbuat Zina
Pacaran adalah aktivitas mendekati Zina. Maka, jika sudah melakukan hal-hal yang dilarang saat masih pacaran, lalu kemudian menikah, segeralah memohon ampun, karena itu bisa menjadi penghalang turunnya pertolongan Allah SWT.
5 Memakan harta haram (harta yang bukan hak kita, harta riba, dll)
Salah satu harta haram adalah harta yang bukan hak kita. Hal kecil yang sering terlupakan adalah kita memakan sesuatu yang bukan milik kita. Misalkan, kita tahu ada makanan milik adik/kakak di meja, tanpa izin terlebih dahulu, makanan itu dilahap. Maka, agar terhindar dari kadar haram, sebaiknya izin terlebih dahulu sebelum memakannya.
Sebetulnya ada 10 dosa besar yang ingin disampaikan teh Pepew, namun karena keterbatasan waktu, beliau hanya memaparkan 5 saja. Dari sini kita bisa belajar dan mulai membenahi diri. Adakah 5 dosa besar di atas yang mungkin pernah dilakukan?
Yuk segera evaluasi, segera berbenah, agar kita bisa terhubung dengan pertolongan Allah, dan membuat pola Penghambaan kita semakin kuat. []
Oleh: Ummu Qowiyyah
(Seorang Ibu, Pemulung Ilmu Parenting)