Oleh: NS Risno
KALAU orang sudah biasa melakukan perbuatan dosa, maka perbuatan dosa tidak akan lagi dirasa sebagai perbuatan dosa. Ia akan enjoy menikmati perbuatan dosa tersebut, tanpa merasa terbebani hatinya. Karena sudah melakukan perbuatan yang dilarang Allah dan Rasul-Nya.
Meninggalkan sholat lima waktu tanpa ada udzur syar’i, misalnya, adalah perbuatan dosa. Karena sholat lima waktu adalah perintah Allah yang wajib hukumnya.
Namun jika meninggalkan sholat lima waktu sudah menjadi kebiasaanya, maka ia tidak akan lagi merasa telah berbuat dosa. Walaupun waktu sholat sudah tiba, adzan sudah dikumandangkan tapi bagi orang yang sudah terbiasa meninggalkan sholat, ya ia biasa-biasa saja. Tenang-tenang saja.
BACA JUGA:Â Nasihat Bagi ‘Mantan’ Pendosa
Ia akan tetap melakukan apa yang sedang dilakukan. Kalau ia lagi ngobrol, ya akan terus ngobrolnya. Kalau lagi nonton TV, ya terus nontonnya. Kalau sedang tidur, ya terus saja tidurnya. Pokoknya ia tidak pernah merasa telah berbuat dosa. Karena memang meninggalkan shalat lima waktu sudah menjadi kebiasaannya.
Minum khamr, judi, zina, korupsi, mendzolimi orang lain, ghibah adalah perbuatan perbuatan dosa. Allah melarang perbuatan perbuatan tersebut. Namun jika perbuatan perbuatan tersebut sudah menjadi kebiasaanya, maka perbuatan tersebut tersebut tidak akan dirasa sebagai perbuatan dosa.
Ia akan menikmati perbuatan tersebut, bahkan misalnya minum khamr sudah menjadi kebiasaanya sehari-hari. Maka kalau sehari saja ia tidak minum khamr, ia akan ketagihan. Begitulah, kalau perbuatan dosa sudah menjadi kebiasaan, maka perbuatan itu tidak akan lagi dirasa sebagai perbuatan dosa.
Berbeda dengan orang yang dalam hidupnya senantiasa berhati-hati menjaga diri agar tidak melakukan perbuatan dosa. Kalau suatu ketika ia tergelincir melakukan perbuatan dosa, baik dosa karena meninggalkan apa yang sudah diwajibkan Allah ataupun dosa karena melakukan apa yang sudah dilarang Allah. Maka ia akan segera sadar diri dan menyesal karena telah melakukan perbuatan dosa. Dan ia akan segera kembali ke jalan yang benar.
BACA JUGA:Â Alhamdulillah, Dosa Tidak Bau
Tapi ini bukan berarti orang yang biasa berbuat dosa sudah tidak ada lagi peluang untuk kembali ke jalan yang benar. Tidak demikian. Karena meskipun dosa sudah menjadi kebiasaanya jika hidayah datang menyapa. Seseorang bisa saja lantas bertaubat dan meninggalkan kebiasaanya berbuat dosa.
Tulisan ini sekedar mengingatkan (terutama untuk yang nulis sendiri), agar jangan sekali-kali berbuat dosa, apalagi menjadikan dosa sebagai kebiasaan. Jika tergelincir berbuat dosa segeralah bertaubat dan kembali ke jalan yang benar. []
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: redaksi@islampos.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.