YAMAN—Peristiwa tenggelamnya 30 migran di lepas pantai Yaman awal pekan ini mendapat respon dari dua lembaga PBB, Jumat (26/1/2018). Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) dan Badan Pengungsi PBB (UNHCR) menyatakan sangat marah dan sedih atas tragedi di pantai Yaman tersebut.
Melansir VOA, para migran itu diyakini berada di sebuah perahu itu yang dioperasikan oleh para penyeludup manusia yang berusaha mengambil penumpang dari Djibouti, guna mendapat lebih banyak uang. Menurut laporan, 152 warga Somalia dan Ethiopia berada di kapal yang tenggelam.
Kapal yang ditumpangi para migrant terbalik di tengah laporan adanya upaya penembakan untuk melawan para penumpang.
Direktur IOM, William Lacy Swing, mengatakan selama hampir lima tahun, PBB telah menegaskan bahwa pelestarian kehidupan manusia adalah prioritas tertinggi di mana saja. “Yaman tidak terkecuali,” katanya.
IOM menyatakan telah lama memperingatkan bahwa konflik dan keresahan panjang di Yaman menyebabkan para pengungsi dan migran rentan menghadapi risiko pelanggaran HAM, termasuk penangkapan, penahanan, perdagangan, dan deportasi sewenang-wenang.
Menurut laporan, lebih dari 87 ribu migran dan pengungsi telah menaruhkan nyawa mereka pada 2017. Mereka berusaha mencapai Yaman dari Tanduk Afrika dengan menggunakan perahu, walaupun terjadi konflik dan kondisi kemanusiaan yang memburuk.
Tahun lalu, PBB meluncurkan “Penyeberangan Berbahaya,” yakni sebuah kampanye kesadaran regional untuk memberi informasi kepada orang-orang untuk merenungkan perjalanan ke Yaman mengenai betapa berbahayanya kondisi di Yaman. []
SUMBER: VOA