SALAH seorang cendekiawan berkata, “Shalat itu ibarat hidangan oleh Allah untuk orang-orang yang mengesakan-Nya lima kali sehari semalam. Sebagaimana hidangan itu terdiri dari berbagai macam makanan yang setiap jenis makanan itu enak rasanya, maka demikian pula shalat di mana shalat itu terdiri dari tindakan dan dzikir yang beraneka macam, yang masing-masing dari tindakan dan ucapan itu mendatangkan pahala dan menghapus dosa.”
Ada yang mengatakan bahwa orang yang shalat itu banyak, akan tetapi orang yang mendirikan shalat itu hanya sedikit. Allah menyatakan tentang shalat orang-orang mukmin itu dengan istilah “mendirikan shalat,” di mana Allah Ta’ala berfirman, “Dan orang-orang yang mendirikan shalat,” (QS. an-Nisa:162).
BACA JUGA: Doa Agar Kita Rajin Tunaikan Shalat
Sedangkan menyatakan tentang shalat orang-orang munafik itu dengan istilah “orang-orang yang shalat,” di mana Allah berfirman, “Maka celakalah orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap shalatnya,” (QS. al-Ma’un: 4-5). Yang dimaksud bahwa orang-orang mukmin itu mendirikan shalat adalah bahwa mereka mengerjakan shalat dengan terus menerus, menjaga waktu, sempurna rukuk dan sujudnya.
Salah seorang cendekiawan menyatakan bahwa orang-orang di dalam melaksanakan shalat itu terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok khusus dan kelompok umum. Kelompok khusus adalah orang-orang yang mengerjakan shalat dengan penuh hormat, melakukannya dengan rasa yakin dan mantap, menunaikannya dengan keagungan, dan selesai dengan perasaan takut. Sedangkan kelompok umum adalah orang-orang yang mengerjakan shalat dengan lalai, melakukannya dengan masa bodoh, menunaikannya dengan keragu-raguan, dan selesai dengan perasaan mantap.
BACA JUGA: Abbad bin Bisyir, Terus Lakukan Shalat Malam dan Berjaga Meski Dipanahi oleh Musuh
Salah seorang cendekiawan dari Persia berkata, “Apabila seseorang mengambil air wudhu dengan ragu-ragu tanpa keagungan, dan mengerjakan shalat dengan ragu-ragu dan selalu memikirkan masalah dunia, maka shalatnya tidak akan diterima.” []
Sumber: Terjemah Tanbihul Ghafilin 2/Karya: Abu Laits As Samarqandi/Penerbit: PT Karya Putra Semarang