Oleh: Ummu Fara
Mengasuh buah hati
MEMILIKI keturunan adalah idaman pasangan suami istri. Setiap orangtua berusaha memberikan yang terbaik untuk buah hati. Terutama ibu. Berkorban nyawa pun ia mau.
Al umm madrasah uula. Ibu pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya. Sosok ibu cerdas dan bijak sangat penting dalam proses pembelajaran. Ibu dan ayah harus kompak menyusun strategi pembelajaran dan kurikulum yang akan diajarkan.
BACA JUGA: Unggahan UAS soal Ibundanya: Kita Pun Akan ke Sana Jua
Namun bagaimana ketika ayah, sebagai kepala sekolah harus bertugas di luar rumah berbulan-bulan lamanya? Ini salah satu tantangan pendidikan keluarga. Ibu harus berperan ganda. Mengajar penuh cinta. Merangkap jadi kepala sekolah sementara. Melaporkan perkembangan kepada kepala sekolahnya. Kepala sekolah mensuport pendidik untuk mewujudkan Visi pendidika keluarga. Saling menyemangati. Menguatkan. Mendoakan.
Persoalan menjadi menantang ketika ada dua ibu dalam pengasuhan. Dua guru dalam pembelajaran. Terlebih ketika keduanya tidak seirama. Tidak semisi. Ingin menunjukkan eksistensi diri. Abai dengan jiwa buah hati. Pengajar satu kekeh dengan pendidikan terupgrade yang telah disepakati bersama kepala sekolah. Pendidik satunya berpegang pengalaman dan naluri.
Sebut ia nenek. Bukan ibu kedua. Meski kenyataannya membuat cinta ananda terbagi dua. Jangan cemburu, ibu. Nyatanya nenek punya hak untuk dicintai oleh cucunya. Bersyukurlah neneknya mau membantu mengsuh dan mendidik. Jika tak sesui cobalah untuk berdialog menyamakan pemikiran.
Ketika Allah izinkan ada dua ibu dalam pengasuhan, pastikan keduanya tahu visi pendidikan keluarga. Tahu misi yang telah dirancang dalam sekolah keluarga. Jangan sampai membingungkan anak karena perbedaan visi pendidikan.
BACA JUGA: Jadi Ibu dan Istri seperti Ummu Sulaiman
Nenek, izinkan anakmu mengasuh anaknya. Berikan ruang yang nyaman bagi cucumu menimba ilmu dari ibunya. Yakinlah, menjadi ibu telah mengubah anakmu menjadi dewasa. Bimbing dan doakan ia agar mampu mengemban tugas mulia.
Tugas yang pernah kau emban untuk menghantarkannya hingga saat ini. Bukankah tujuan pendidikan keluarga salah satunya adalah menyiapkan anak hidup tanpa orangtuanya? Mandiri. Bertanggung jawab dengan amanah Allah azza wa jalla. []
OPINI ini adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.