SYIRIK yaitu mengakui bahwa Allah SWT itu ada, namun juga mengakui bahwa ada yang menyamai bahwa menyertai Allah Azza wa Jalla.
Syirik dibagi menjadi dua golongan. Yang pertama yaitu membayangkan kesepakatan dua Tuhan. Sedangkan yang kedua membayangkan perselisihan antara dua Tuhan.
BACA JUGA: Inilah 4 Jenis Syirik
Golongan pertama sepakat bahwa dua Tuhan bersepakat dalam satu masalah. Golongan kedua beranggapan adanya perselisihan antara dua Tuhan. Lalu Tuhan mana yang menang?
Tuhan yang menang akan menjadi atasan, sedangkah yang kalah akan menjadi bawahan. Apakah seperti itu?
Lalu di kesempatan lain Tuhan yang kalah mencoba lagi untuk mengalahkan Tuhan yang menang sebelumnya agar bisa menjadi atasan.
Hal di atas tentu bertentangan dengan sifat Alla SWT Yang Maha Sempurna, dan juga sifatnya Yang Maha Pencipta.
Allah SWT berfirman:
“Terjemah Arti: Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan (yang lain) beserta-Nya, kalau ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu.” (Al-Mu’minuun : 91).
BACA JUGA: Syirik yang Lebih Lembut dari Butiran Pasir
Manusia beribadah kepada Allah SWT karena patuh kepada-Nya. Hanya Dia yang patut disembah. Puncak dari ibadah manusia adalah mengikuti segala tuntutan dari yang disembahnya. Mencakup seluruh syariat, baik yang diperintahkan maupun yang dilarang. Walalhu a’lam bishawwab. []
Referensi: Anda Bertanya Islam Menjawab/Prof. Dr. M. Mutawalli asy-Sya’rawi