Oleh: Mudji Hartono
(Mahasiswa BK IKIP Siliwangi)
KOMUNIKASI merupakan hal penting dalam kehidupan. Dulu orang berinteraksi langsung dalam berkomunikasi baik dua orang atau lebih sehingga komunikasi terasa hangat dan menyenangkan. Mereka saling berbagi informasi baik sekedar kabar anak dan istrinya atau mungkin pekerjaannya. Komunikasi langsung ini hasilnya lebih jelas dan hangat karena intonasi kalimatnya lebih jelas dan lebih mengena di hati masing-masing pihak.
Sementara itu, komunikasi jarak jauh menggunakan surat, telegram, atau kentongan dengan jumlah pukulan tertentu mengandung arti yang berbeda. Sementara telepon hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu saja, tidak semua masyarakat dapat memilikinya. Dapat dikatakan telepon saat itu alat komunikasi yang mewah.
BACA JUGA:Â Peneliti Sebut Media Sosial Bikin Orang Berpikir Lebih Dangkal dan Kurang Bermoral
Sekarang alat komunikasi berkembang begitu cepat dan mudah serta harganya yang relatif terjangkau sehingga setiap orang dapat baik di kota maupun di pedesaan dapat memilikinya. Namun dampak fenomena ini menimbulkan berkurangnya komunikasi langsung atau komunikasi yang dilakukan secara tatap muka sehingga komunikasi cenderung seperlunya. Hal ini tentu saja terkait dengan harga yang harus dibayar yaitu pulsa teleponnya.
Sementara itu satu dasawarsa lebih media sosial makin berkembang pesat seperti Twitter, Facebook, Whatsapp, Instagram dan lain-lain. Pengguna dapat mejadikan media sosial tersebut sebagai sarana promosi dalam perdagangan sekaligus sebagai sarana branding diri.
Namun dengan pesatnya media sosial tak urung ada dampak negatif seperti timbulnya banyak kejahatan, misalnya penipuan, penculikan, pelecehan baik langsung atau tidak langsung, ujaran kebencian bahkan bullying.
Mengapa ini bisa terjadi? Tentu banyak indikasi penyebabnya misalnya pengguna sengaja mengunggah foto atau video yang memancing birahi lawan jenis, menguploud kegiatan langsung di suatu lokasi, bahkan tak jarang seakan memamerkan kemewahan sehingga menimbulkan niat jahat bagi pengguna lainnya.
BACA JUGA:Â Etika Bermedia Sosial dalam Islam
Bagaimana cara pencegahan agar tidak terjadi hal-hal yang bisa menimbulkan niat kejahatan?
Ini beberapa aspek yang bisa dilakukan oleh pengguna media sosial agar terhindar dari segala bentuk kejahatan karena sebab bermedia sosial:
- Selektif dalam memilih pertemanan,dalam menkorfirmasi permintaan pertemanan kita bisa melihat dulu profilnya agar kita mengetahui kualitas diri dari yang meminta pertemanan.
- Hindari unggahan yang bersifat provokatif dan sara agar tidak memancing reaksi yang tidak baik dari pengguna lainnya.
- Tidak mengunggah foto atau vidio yang dapat memancing pikiran negatif (jorok).
Hal ini agar tidak memancing pihak lain untuk berkomentar yang tidak baik atau bahkan menjadi awal dari tindakan asusila. - Hindari mengunggah siaran langsung apa lagi saat kita tidak dalam keramaian agar tidak menjadi respon untuk berkunjung ke lokasi tersebut dan berniat jahat.
Maka dari itu kita harus bijak dalam menggunakan media sosial agar dapat manfaat kebaikan darinya. Selain itu kita tetap harus hati-hati dan waspada agar tidak menjadi korban kejahatan yang disebabkan dari penggunaan media sosial. []