LAMPUNG—Daerah terdampak bencana tsunami Selat Sunda banyak dikunjungi relawan dan warga luar daerah. Tak terkecuali di Desa Way Muli , Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung.
Sayangnya, kedatangan warga luar itu bukan untuk membantu para pengungsi. Banyak di antara mereka hanya untuk melihat lokasi dan menjadikan latar belakang berswafoto alias selfie.
BACA JUGA: Keluarga Korban Tsunami Selat Sunda Rentan Alami Gangguan Jiwa
Bahkan, dua motor pengunjung Desa Way Muli raib digasak maling, saat mereka asyik mencari spot untuk berselfie.
“Ada pengunjung yang datang, cuma mau lihat lokasi bencana dan foto-foto. Dia parkir sembarangan, lalu sepeda motornya hilang. Mereka bukan warga setempat, dan kemungkinan yang mengambil motornya juga bukan warga sini,” kata Dahlan,37, warga Way Muli, kepada Duajurai.co, Rabu (26/12/2018) .
Tak hanya pengunjung, sejumlah relawan juga melakukan hal serupa. Tak sedikit dari mereka datang ke lokasi bencana hanya untuk berfoto selfie, sembari mengibarkan bendera organisasi masing-masing.
Oknum relawan itu hanya datang untuk mendokumentasikan keberadaan mereka di lokasi bencana. Mereka tidak turun tangan membantu para pengungsi, maupun memberikan bantuan makanan dan logistik.
BACA JUGA: Kisah Nina yang Selamat Satu Jam Sebelum Tsunami
Khusus Provinsi Lampung, korban yang ditemukan meninggal hingga kini mencapai 108 orang. Ada empat wilayah yang terdampak tsunami, yakni Kabupaten Lampung Selatan, Pesawaran, Tanggamus, dan Kota Bandar Lampung.
Warga yang berswafoto di sekitar lokasi bencana dan orang-orang tengah berduka tersebut, menjadi fenomena yang mengejutkan bagi Jamie Fullerton, seorang jurnalis The Guardian.
Jamie meliput bencana tsunami di kawasan Banten. Ia kaget, karena banyak orang yang selfie di daerah bencana itu hanya demi eksistensi serta mendapatkan banyak like di media-media sosial. []
SUMBER: SUARA