BELANDA—Persatuan Pemuda Muslim Eropa (PPME) Al-Ikhlash Amsterdam, sering menggelar pengajin rutin dua pekan sekali.
“Muslim Indonesia di belanda dikenal sebagai masyarakat yang baik, itu karena selalu memperlihatkan sikap toleransi dan damai,” ujar Hansyah selaku penasihat PPPME, seperti dikutip dari Republika, Selasa (28/03/2017).
Beberapa anggota organisasi ini, jelas Hansyah, bahkan merupakan orang Belanda asli yang masuk Islam karena pada awalnya tertarik dengan karakter orang Indonesia yang ramah dan terbuka.
“Para ‘bule’ Muslim ini memiliki kegiatan pengajian rutin dua pekanan di masjid kami yang dibimbing oleh Ustadz Abdurrachman Mittendorf yang asli Belanda,” tambahnya.
Seperti diketahui, PPME Al–Ikhlas Amsterdam, telah membeli sebuah gedung di Amsterdam yang akan digunakan sebagai Pusat Kebudayaan Indonesia. Gedung tersebut nantinya menyediakan sebuah ruangan yang difungsikan sebagai masjid, ruang kelas, ruang kantor, dan ruang untuk pelatihan dan seminar.
“Dengan masjid ini, aktivitas dakwah kami akan kian berkembang. Hal ini pada akhirnya akan menguatkan citra Islam yang ramah di tengah mobilisasi kebencian kepada Islam oleh sebagian politisi di Belanda,” ujar Hansyah.
Ada beberapa anak keturunan Maroko yang belajar di madrasah kami. Orangtua mereka senang membawa anaknya belajar di sini, lanjut Hansyah, karena yang ditanamkan pasti nilai-nilai Islam yang cinta damai,” ujar ibu yang berasal dari Malang, Jawa Timur, ini.
Sementara itu, Syahril Siddik, mahasiswa doktoral di Leiden University, menegaskan peran penting diaspora Muslim Indonesia seperti PPME Al-Ikhlash sebagai wujud nyata Islam di kancah global.
“Mereka adalah duta bangsa Indonesia yang keberadaannya di Belanda memperlihatkan secara langsung keistimewaan Islam kepada masyarakat Eropa,” pungkasnya. []
Pewarta: Ari Cahya.