ZUBAIR sangat merindukan gugur sebagai syuhada atau dengan kata lain ia ingin gugur dalam keadaan Allah ridho kepadanya. Karena sangat besar rasa cinta dan kerinduannya kepada derajat gugur sebagai syuhada itu, Zubair pun menamai anak-anaknya dengan nama nama para syuhada. la menamai putranya dengan nama Abdullah seperti nama Abdullah bin Jahsy, orang yang pertama kali dijuluki dengan julukan Amirul Mukminin dan salah seorang yang gugur sebagai syuhada dalam Perang Uhud.
Putranya yang lain diberi nama Mush’ab seperti nama Mush’ab bin Umair, seorang yang gugur sebagai syuhada dalam Perang Uhud dan orang yang pertama kali menjadi utusan Islam. Sementara putranya yang bernama Hamzah, dinamai dengan mengambil nama Hamzah bin Abdul Muthalib. seorang syuhada yang dijuluki singa Allah dan Rasul-Nya.
BACA JUGA: Merindu Generasi Sahabat di Era Milenial
Seperti Thalhah bin Abdullah, Zubair juga merupakan orang kaya. la serahkan semua hartanya untuk kaum fakir, sampai-sampai ia tidak meninggalkan hartanya itu untuk dirinya sendiri.
Setelah Utsman bin Affan wafat, terjadi perpecahan di kalangan umat muslim. Puncaknya terjadi Perang Jamal atau Perang Unta.
Saat itu, Zubair dan Thalhah berhadapan dengan Ali bin Abi Thalib. Tiba-tiba Ali keluar dari barisan pasukan untuk menemui Zubair. Ali mengingatkan Zubair, sahabatnya, “Wahai Zubair, tidakkah kamu mendengar perkataan Rasulullah saw yang ditujukan kepada dirimu. ‘Sesungguhnya kamu akan memerangi Ali dan (saat itu) kamu berbuat dzalim kepadanya?”
Saat itu juga Zubair langsung teringat pesan Rasulullah saw tersebut. la bersama Thalhah bin Abdullah pun segera mundur dari medan pertempuran. Namun, para pembuat fitnah menolak untuk mundur, kecuali setelah mereka melukai Zubair dan Thalhah. Pertama kali mereka melukai Thalhah, dan saat Zubair sedang mengerjakan shalat, tiba-tiba seorang laki-laki yang biasa dipanggil dengan nama lbnu Jurmuz melemparkan anak panahnya ke arah Zubair, hingga Zubair jatuh terluka tak berdaya di tanah. Selanjutnya, lbnu Jurmuz pergi ke tempat Ali bin Abi Thalib untuk menemuinya. Ali berkata, “Sungguh aku telah mendengar Rasulullah saw berkata. Terimalah kabar buruk kepada orang yang membunuh lbnu Shafiyyah, maksudnya Zubair, bahwa dia akan masuk neraka.”
BACA JUGA: Kehadiran Rasulullah yang Mencengangkan Para Sahabat
Ali bin Abi Thalib kemudian pergi untuk melihat jenazah Zubair. Kemudian Ali membalikkan jenazah Zubair untuk menciumnya. Ali menangis sambil berkata, “Demi Allah, sungguh dia adalah pedang Allah yang selalu membela Rasulullah saw.” Jasad Zubair pun dikuburkan di samping jasad Thalhah, agar mereka berdua dapat saling berdampingan di dalam kubur, sebagaimana ketika mereka berada di dunia. Mereka telah menjadi dua orang yang saling bersaudara, lalu mereka berdua akan menjadi tetangga Rasulullah di dalam surga, sebagaimana yang dikatakan Rasulullah saw, ” Thalhah dan Zubair adalah dua tetanggaku di surga. (HR. At-Tirmidzi)” []
Sumber: Kisah 10 Pahlawan Surga/ Penulis: Abu Zaein/ Penerbit: Qultum Media/ 2010